Hanya saja di dalam melaksanakan tugasnya sebagai seorang pimpinan, terkadang saya sendiri seringkali ketar-ketir melihatnya. Misalnya saja kalau suatu saat Anton mendapati anggotanya melakukan perbuatan yang melanggar aturan, maka ia pun dengan tegas dan tanpa segan-segan lagi memberi hukuman yang setimpal, sesuai dengan yang telah ditentukan.
Seiring berjalannya waktu, Kombes Anton Charlyan dialihtugaskan ke Kalimantan, dan Mapolwil kemudian dihapuskan, saya tak dapat lagi bertemu dengannya. Hanya terkadang berkomunikasi lewat SMS dan di media sosial saja. Sementara sepak terjangnya hanya dapat saya ikuti melalui pemberitaan dari media. Sebagaimana halnya sekarang ini. Saat Anton meminta izin dari Kapolri untuk ikut berlaga dalam Pilkada di Jawa Barat, saya mendapat kabar itu dari media juga.
Karena kabar itu juga, saya sendiri ikut bergembira. Paling tidak dari Tasikmalaya sudah ada dua orang yang akan maju bertarung di dalam pemilihan Gubernur dan Wakil gubernur Jawa Barat. Selain Anton Charlyan, Bupati Tasikmalaya, Uu Ruzhanul Ulum pun sudah terlebih dahulu mendeklarasikan niatnya itu.
Hanya saja, kalau Uu sudah jelas diusung PPP karena memang kadernya partai berlambang Ka'bah itu. Sementara Anton sendiri belum jelas parpol yang mengusungnya. Apakah akan diusung PDIP yang beberapa waktu lalu pernah mengundangnya, atawa oleh partai Golkar sebagai pendamping Dedi Mulyadi?
Entahlah. Yang jelas saya merasa jadi bingung juga jadinya. Harus kemana saya menjatuhkan pilihan nanti pada waktunya. ***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H