Sabtu, 1 Januari 2022, pukul 19.30 Timnas Indonesia akan menjalani pertandingan leg kedua babak final turnamen piala AFF Suzuki Cup 2020 kontra Timnas Thailand yang telah unggul 4 -0 di leg pertama, Kamis (29/12/2021) yang lalu.
Bisa jadi dalam pertandingan terakhir itu, Timnas Indonesia akan berjuang secara total. Bak bertarung antara hidup dan mati. Dengan tekad demi kehormatan dan harga diri.
Memang untuk menjadi juara di turnamen piala AFF Suzuki Cup 2020 yang ditentukan pada pertandingan leg kedua babak final, adalah suatu hal yang mustahil.Â
Kalau pun ada suatu keajaiban, paling tidak Timnas Indonesia harus mampu menjebol gawang Thailand dengan skor 5 - 0. Atau bisa juga dengan memasukkan bola 4 - 0 pada waktu normal 2 x 45 menit, kemudian dalam perpanjangan waktu cukup membobol gawang lawan 1 - 0, sudah pasti skuad Garuda jadi juara.
Apakah hal itu mungkin terjadi?
Selama bola masih tetap bundar, seperti yang dikatakan Shin Tae-yong sendiri, segala kemungkinan bisa saja terjadi.
Bahkan pelatih kepala asal Korea Selatan ini pun, menyebut saat ini para pemainnya tengah fokus melakukan pemulihan fisik jelang hadapi Thailand di leg kedua final Piala AFF 2020 yang digelar di National Stadium Kallang, Singapura.
Menurutnya, semua itu dilakukan agar para pemain skuad Garuda bisa tampil habis-habisan di laga terakhir yang menjadi penentuan juara atau tidaknya Timnas Indonesia di Piala AFF 2020 tersebut.
Hanya saja taktik dan strategi apa yang bakal diterapkan pada pertandingan leg kedua nanti, dan siapa saja para pemain yang akan diturunkan, mantan pelatih Timnas Korea Selatan pada World Cup 2018 Â di Rusia itu menyatakan, hal itu tetap dirahasiakan.
Pihaknya pun tidak bisa membocorkan pemain yang akan diturunkannya nanti. Tetapi besok baru bisa memberikan pemain yang terbaik, yang akan diturunkannya.
Hal ini tentunya mengingatkan kita pada pertandingan antara Korea Selatan versus Jerman pada Kejuaraan Dunia 2018 di Rusia.
 Sebelum pertandingan, Shin Tae-yong, meminta pihak keamanan untuk menjaga ketat pola latihan, dan taktik serta strategi yang akan diterapkan saat berhadapan dengan raksasa Jerman. Agar tidak diketahui oleh pihak lawan, tentu saja.
Lalu hasilnya? Ketika itu Korea Selatan dengan gemilang menjungkalkan kesebelasan Der Panzer dengan skor 2 - 0. Sehingga Jerman pun terhenti langkahnya untuk maju ke babak selanjutnya.
Oleh karena itu ekspektasi kita pun jangan sampai terhenti. Berharap ada keajaiban, disertai dengan doa khusyuk yang dipanjatkan kepada Allah yang mahakuasa, seraya berserah diri, adalah suatu yang dianjurkan. Sementara yang menentukan, adalah kekuasaan Tuhan juga.
Itulah yang seharusnya ditunjukkan oleh seluruh pendukung Timnas Indonesia. Serahkan sepenuhnya kepada Shin Tae-yong di lapangan, dan juga akan kekuasaan Tuhan - tentunya.
Tapi yang patut digarisbawahi, dengan menahan imbang Timnas Vietnam, dan menghentikan langkah timnas Harimau negeri Jiran Malaysia 4 - 1, di babak penyisihan grup B, sudah seyogyanya untuk diberikan sambutan yang positif yang cukup membanggakan.
Bahwa Vietnam sebagai pemegang gelar juara di turnamen piala AFF Suzuki Cup sebelumnya, sudah bisa ditahan imbang. Demikian juga dengan Malaysia yang selama ini dianggap sebagai musuh bebuyutan, langsung dibungkam kesombongannya dengan skor telak 4 - 1.
Sementara kekuatan Thailand sendiri, bagaimanapun kita mengakui. Selama ini Timnas Gajah Perang memang paling maju bila dibandingkan dengan negara lain di Asia Tenggara.
Selama turnamen piala AFF Suzuki Cup yang awalnya disebut Tiger Cup, Thailand telah lima kali  memboyong trofi juara, disusul Singapura empat kali, Vietnam dua kali, dan Malaysia sekali. Sedangkan Indonesia sendiri belum pernah sekalipun merebutnya.
Apa boleh buat. Selain Dewi Fortuna belum berpihak kepada kita, bisa jadi lantaran selama ini yang jadi penyebabnya adalah, belum jelasnya program untuk mempersiapkan skuad Timnas Indonesia yang benar-benar bisa dipertanggungjawabkan oleh otoritas sepak bola Indonesia sendiri.
Misalnya saja dengan seringnya mengganti pelatih, juga cara seleksi calon pemain yang masih ada campur tangan pengurus yang hanya berdasarkan like and dislike, bahkan jelas hanya berupa titipan, dan sama sekali tidak memperhatikan kualitas, adalah merupakan sikap otoritas yang sama sekali menghambat kemajuan sepak bola Indonesia sendiri.
Resolusi Pendukung Timnas Indonesia untuk PSSI
Oleh karena itu, melalui tulisan ini, yang sungguh-sungguh merupakan suara mayoritas pendukung Timnas Indonesia, semoga jajaran pengurus PSSI di bawah komando Iwan Bule, agar memperhatikan, mempertimbangkan, dan mendengarkan usulan ini.
Bahwa pelatih kepala asal Korea Selatan, Shin Tae-yong, supaya tetap dipertahankan, meskipun misalnya saja Timnas Indonesia kali ini gagal kembali membawa trofi juara turnamen piala AFF Suzuki Cup 2020 sekalipun.
Alasan utamanya, lantaran pelatih asal Korea Selatan ini, walaupun baru satu tahun melatih Timnas Indonesia, terbukti telah cukup mampu berbicara banyak di turnamen sepak bola antar negara di Asia Tenggara ini.
Padahal dengan menurunkan banyak pemain muda, dan masih minim pengalaman, ternyata di turnamen piala AFF Suzuki Cup 2020, sudah mampu melaju sampai babak final. Padahal sebelumnya banyak pihak yang meragukan.
Sehingga tidak menutup kemungkinan jika pelatih asal Korea Selatan ini diberikan kesempatan lebih lama lagi, Timnas Indonesia di masa yang akan datang akan mampu bicara lebih banyak lagi di kancah regional, Asia Tenggara, maupun kontinental tingkat Asia.
Sudahlah jangan lagi gonta-ganti pelatih. Buanglah jauh-jauh kebiasaan lama yang cuma menghabiskan energi, dan membuang banyak anggaran yang sia-sia itu.Â
Semoga.***
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI