Mohon tunggu...
Adjat R. Sudradjat
Adjat R. Sudradjat Mohon Tunggu... Penulis - Panggil saya Kang Adjat saja

Meskipun sudah tidak muda, tapi semangat untuk terus berkarya dan memberi manfaat masih menyala dalam diri seorang tua

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Pertarungan Hidup-Mati dan Resolusi untuk PSSI

31 Desember 2021   19:00 Diperbarui: 31 Desember 2021   21:30 389
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong (kompas.com/PSSI)

Hal ini tentunya mengingatkan kita pada pertandingan antara Korea Selatan versus Jerman pada Kejuaraan Dunia 2018 di Rusia.

 Sebelum pertandingan, Shin Tae-yong, meminta pihak keamanan untuk menjaga ketat pola latihan, dan taktik serta strategi yang akan diterapkan saat berhadapan dengan raksasa Jerman. Agar tidak diketahui oleh pihak lawan, tentu saja.

Lalu hasilnya? Ketika itu Korea Selatan dengan gemilang menjungkalkan kesebelasan Der Panzer dengan skor 2 - 0. Sehingga Jerman pun terhenti langkahnya untuk maju ke babak selanjutnya.

Oleh karena itu ekspektasi kita pun jangan sampai terhenti. Berharap ada keajaiban, disertai dengan doa khusyuk yang dipanjatkan kepada Allah yang mahakuasa, seraya berserah diri, adalah suatu yang dianjurkan. Sementara yang menentukan, adalah kekuasaan Tuhan juga.

Itulah yang seharusnya ditunjukkan oleh seluruh pendukung Timnas Indonesia. Serahkan sepenuhnya kepada Shin Tae-yong di lapangan, dan juga akan kekuasaan Tuhan - tentunya.

Tapi yang patut digarisbawahi, dengan menahan imbang Timnas Vietnam, dan menghentikan langkah timnas Harimau negeri Jiran Malaysia 4 - 1, di babak penyisihan grup B, sudah seyogyanya untuk diberikan sambutan yang positif yang cukup membanggakan.

Bahwa Vietnam sebagai pemegang gelar juara di turnamen piala AFF Suzuki Cup sebelumnya, sudah bisa ditahan imbang. Demikian juga dengan Malaysia yang selama ini dianggap sebagai musuh bebuyutan, langsung dibungkam kesombongannya dengan skor telak 4 - 1.

Sementara kekuatan Thailand sendiri, bagaimanapun kita mengakui. Selama ini Timnas Gajah Perang memang paling maju bila dibandingkan dengan negara lain di Asia Tenggara.

Selama turnamen piala AFF Suzuki Cup yang awalnya disebut Tiger Cup, Thailand telah lima kali  memboyong trofi juara, disusul Singapura empat kali, Vietnam dua kali, dan Malaysia sekali. Sedangkan Indonesia sendiri belum pernah sekalipun merebutnya.

Apa boleh buat. Selain Dewi Fortuna belum berpihak kepada kita, bisa jadi lantaran selama ini yang jadi penyebabnya adalah, belum jelasnya program untuk mempersiapkan skuad Timnas Indonesia yang benar-benar bisa dipertanggungjawabkan oleh otoritas sepak bola Indonesia sendiri.

Misalnya saja dengan seringnya mengganti pelatih, juga cara seleksi calon pemain yang masih ada campur tangan pengurus yang hanya berdasarkan like and dislike, bahkan jelas hanya berupa titipan, dan sama sekali tidak memperhatikan kualitas, adalah merupakan sikap otoritas yang sama sekali menghambat kemajuan sepak bola Indonesia sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun