Mohon tunggu...
Adjat R. Sudradjat
Adjat R. Sudradjat Mohon Tunggu... Penulis - Panggil saya Kang Adjat saja

Meskipun sudah tidak muda, tapi semangat untuk terus berkarya dan memberi manfaat masih menyala dalam diri seorang tua

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Ahok, Haji Lulung, dan "Perseteruan"-nya yang Menarik

16 Desember 2021   10:10 Diperbarui: 16 Desember 2021   10:34 784
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Misalnya saja ketika Pemerintah DKI Jakarta berencana menata Pasar Tanah Abang. Sementara Haji Lulung memang dikenal sebagai pengusaha yang menguasai lahan parkir di kawasan pasar yang disebut terbesar di kawasan Asia Tenggara itu.

Lulung murka ketika Ahok diberitakan sempat berujar bahwa sulitnya penertiban Tanah Abang disebabkan adanya preman yang menjadi beking para pedagang liar di sana.

Belakangan Ahok membantah pernah merilis pernyataan macam itu. 

Tapi apapun penjelasan Ahok, sebagai penguasa informal di Tenabang, Lulung merasa disindir. 

Apalagi ketika Ahok menuding Lulung tak pantas jadi anggota DPRD jika tak paham Peraturan Daerah Ketertiban Umum yang dirancang dan disahkannya sendiri.

Akibat perseteruannya dengan Ahok itu pula, ketika menjelang Pilkada DKI Jakarta 2017 lalu, Haji Lulung bahkan pernah berkonflik dengan PPP terkait arah dukungan pada saat Pilgub DKI Jakarta beberapa tahun lalu.

Seperti diketahui, DPP PPP kubu Djan Faridz saat itu berencana akan memecat Lulung dan sejumlah kader PPP lainnya karena membelot mendukung Anies-Sandi.

Sikap itu dipandang bertentangan dengan keputusan DPP PPP kubu Djan yang secara konsisten mendukung pasangan Basuki Tjahja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat di Pilkada DKI Jakarta.

Sources jpnn.com
Sources jpnn.com

Perseteruan Itu Tidak Ada yang Abadi

Memang benar. Apa lagi di dalam dunia politik. Permusuhan dan pertemanan sepertinya tidak ada yang abadi. Dan yang menjadi tujuan utama adalah kepentingan. Entah kepentingan pribadi, golongan, maupun bangsa itu sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun