Betapa tidak. Sebelum menemukan informasi kasus dugaan korupsi yang diduga melibatkan kepala daerah tersebut, saya sendiri merasa tidak ragu dengan sikap beliau yang rajin beribadah, sederhana dalam penampilannya, tapi tegas dalam menjalankan tugasnya.
Oleh karena itu gugur sudah pandangan saya terhadap kepala daerah yang satu ini. Harta dan tahta seringkali membuat seseorang menjadi gelap mata memang benar adanya.
Bahkan meskipun ketamakan itu disembunyikan di balik topeng sebagai seorang yang sedang melakonkan menjadi teladan bagi setiap orang, tokh ternyata akhirnya dapat terkuak juga rona yang sesungguhnya yang ternyata tak lebih sebagai si buruk rupa.
Selain itu, yang semakin lebih memperjelas tabiatnya yang tidak terpuji itu, adalah sikapnya yang saya anggap tidak jantan.
Seandainya beliau tidak merasa bersalah, ada jalur yang dapat ditempuh. Melakukan klarifikasi, dan hak jawab sebagaimana ditetapkan dalam undang-undang.
 Apa lagi jika mau mengakui fakta yang sudah terbongkar, boleh jadi akan dianggap sebagai perilaku yang terpuji. Sebaliknya dia malah mengerahkan para tukang kepruknya untuk meneror, dan menakut-nakuti saya.
Karena gangguan dering telepon dan pesan pendek itu juga, saya pun mengaktifkan mode silent, alias diam tanpa ada getar mapun bunyi pada telepon genggam saya. Saya pikir saat itu - tiga tahun pascareformasi - tatkala kejadian itu saya alami, cuma akan membuat saya tidak konsentrasi dalam melakukan investigasi tersebut.
Tapi apa yang terjadi?
Di saat saya rehat, sambil makan siang di sebuah warung nasi Padang, iseng-iseng saya membuka ponsel.
Panggilan dari istri di rumah ada sepuluh kali. Sudah dua hari saya tidak pulang. Lalu panggilan dari nomor yang tidak dikenal ada sebanyak lima kali. Dan terakhir dari pimpinan redaksi. Beliau mencoba menelpon saya saya sudah dua belas kali sampai yang baru saja masuk.
Begitu juga SMS, atau pesan pendek yang masuk, sampai hampir menghabiskan ruang yang tersedia saking banyaknya. Selain dari yang disebutkan tadi, masih ada lagi dari beberapa teman satu kantor yang mengingatkan kalau pimpinan redaksi marah-marah lantaran panggilan teleponnya tidak saya angkat.