Mohon tunggu...
Adjat R. Sudradjat
Adjat R. Sudradjat Mohon Tunggu... Penulis - Panggil saya Kang Adjat saja

Meskipun sudah tidak muda, tapi semangat untuk terus berkarya dan memberi manfaat masih menyala dalam diri seorang tua

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Dan Anies pun "Gercep" Mengejar Saingan Beratnya

14 November 2021   11:28 Diperbarui: 14 November 2021   21:22 602
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anies Baswedan bersama pengasuh pondok pesantren di Jawa Timur (Sumber: kumparan.com)

Paling tidak ada upaya untuk menimalisasinya. Kenyataannya toh, narasi naturalisasi sebagai pengganti normalisasi sungai, sampai saat ini masih juga belum ada kejelasan. Apa lagi sampai tuntas dilaksanakan. Tidak sama sekali, dan banjir yang melanda di berbagai wilayah Jakarta masih tetap dirasakan warganya seperti sekarang ini. 

Begitu juga dengan soal program rumah DP nol rupiah yang digadang-gadang oleh Anies saat berkampanye.

Ternyata justru yang menjadi perhatian saat ini adalah kasus dugaan korupsi pembelian tanah di Munjul, Jakarta Timur, untuk program rumah dengan DP 0 rupiah itu telah menjerat tersangka mantan Direktur Utama Perumda Pembangunan Sarana Jaya. 

Sehingga program unggulan dari janji kampanye Anies Baswedan itupun dianggap tidak maksimal baik dari mulai perencanaan hingga pengerjaannya. Maka tak ayal lagi jika publik memberikan catatan merah tersendiri untuk saudara sepupu mantan penyidik KPK, Novel Baswedan. 

Belum lagi dengan soal reklamasi teluk Jakarta. Terbukti reklamasi itu tidak sesuai dengan janji politiknya. Bahkan, mau dijadikan alternatif lokasi Formula E yang saat ini sedang hangat dibicarakan lantaran lembaga antirasuah, alias Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sudah turun tangan, lantaran adanya dugaan penyelewengan anggaran. 

Oleh karena itu bisa jadi ambisi Anies Baswedan untuk menggantikan posisi Jokowi untuk periode 2024-2029 tampaknya masih sulit untuk diwujudkan. Terlebih lagi dukungan dari partai politik yang akan mengusungnya, sebagaimana dalam Pemilukada DKI Jakarta, yakni Gerindra dan PKS, untuk pencapresan mendatang tak bisa diharapkan lagi. Lantaran sejak jauh hari Gerindra sudah punya jagoannya sendiri. 

Kemungkinan tinggal PKS, itupun kalau berkoalisi dengan partai lain. Demokrat misalnya. Kemudian Anies dipasangkan dengan Agus Harimurti Yudhoyono dalam satu paket capres dan cawapres. Sehingga bisa menjadi pesaing alternatif dari dua nama yang memiliki elektabilitas di atasnya. Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo yang konon masing-masing belakangan ini sudah digadang-gadang, seperti misalnya yang pertama dengan Puan Maharani, dan Ganjar dengan Airlangga Hartarto. 

Sehingga dengan demikian, konstelasi politik seperti yang pernah terjadi sebelumnya tidak akan terulang kembali. Kubu Cebong dan Kadrun pun tinggal kenangan saja. Sedangkan kans Anies Baswedan sendiri, kemungkinan besar hanya rumput yang bergoyang saja yang mengetahuinya. ***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun