Ya, kalimat itu begitu jelas mengandung sindiran yang begitu lugasnya dari seseorang yang sedang merasakan rasa kekecewaan yang mendalam.
Hal itupun bisa diterjemahkan juga dengan sikap tidak legowo seorang Achmad Purnomo yang tersisihkan oleh pesaingnya yang merupakan putra dari seorang Presiden Republik Indonesia yang sedang berkuasa.
Itulah masalahnya.
Sehingga dengan demikian, apakah Achmad Purnomo bersama pendukung fanatiknya akan tetap patuh terhadap keputusan DPP PDI-P, dan mendukung Gibran-Teguh, ataukah justru akan menjadi duri dalam daging yang justru malah akan menggerogoti suara Gibran hingga harus menelan kekalahan dalam langkah awal di dunia politik yang baru saja akan dijalaninya itu?Â
Hal itulah yang harus mendapatkan perhatian secara serius dari Gibran dan PDI-P, selain semakin menggenjot elektabilitas agar mendapatkan kemenangan pada saatnya nanti, tentu saja.***