Sementara itu Anas Urbaningrum mengundurkan diri sebagai Ketua Umum Partai Demokrat setelah menandatangani pakta integritas pada 14 Februari 2013 yang menyatakan siap mundur jika ditetapkan sebagai tersangka korupsi yang kemudian diikuti penetapan sebagai tersangka oleh KPK pada tanggal 22 Februari 2013 atas kasus gratifikasi mobil.
Pada tanggal 23 Februari 2013 Anas mundur sebagai ketua umum Partai Demokrat sehingga menimbulkan kekosongan kursi ketua umum. Namun, ia menjelaskan bahwa tanpa pakta integritas pun, ia punya kesadaran untuk mundur.
Adapun satu lagi kader PD yang ikut dihantam prahara wisma atlet Hambalang, dan harus mendekam cukup lama dalam sel tahanan KPK adalah istri dari mendiang Aji Massaid, yakni Angelina Sondakh.
Pascaprahara wisma atlet Hambalang juga, kemudian beberapa nama politikus partai Demokrat dicokok lembaga antirasuah dalam kasus korupsi lainnya. Sehingga hal itu semakin membuka mata rakyat akan kebobrokan parpol yang satu ini.
Terbukti di dalam Pemilu 2014 perolehan suara nasional partai Demokrat menurun drastis dari yang sebelumnya berada di posisi pertama, turun di posisi keempat, dengan perolehan suara sebanyak 10,19% suara nasional (12.728.913).
Demikian juga dalam Pemilu 2019, jumlah perolehan suara dan perolehan kursi di DPR untuk Partai Demokrat menurun dari posisi keempat pada 2014, menjadi posisi ketujuh dari 9 partai di DPR, dengan perolehan suara sebanyak 7,77% suara nasional (10.876.507).Â
Bisa jadi yang menjadi sebab-musabab melorotnya dukungan suara terhadap PD, di antaranya adalah sikap sang penguasa istana Cikeas juga yang sensitif dan acapkali nyinyir, bak seorang istri yang kekurangan uang belanja laiknya, terhadap kebijakan pemerintah.
Bahkan SBY pun dianggap masyarakat sebagai seseorang mantan Presiden yang terkena postpower syndrome, merasa diri sebagai the best, dan menganggap Presiden yang berkuasa saat ini seolah tidak ada apa-apanya.
Terlebih lagi apabila sekarang ini partai Demokrat dianggap sebagai partai keluarga, setelah Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menduduki kursi ketua umum menggantikan ayahnya sendiri.
Tak pelak, karena itu juga partai yang satu ini banyak ditinggalkan oleh para kadernya yang memiliki kualitas mumpuni lantaran sikap SBY yang dianggap otoriter, dan menganggap partai Demokrat sebagai hak waris yang harus dikuasai  keluarga sendiri.
Sehingga dengan demikian, masyarakat pun semakin kehilangan kepercayaan terhadap integritas partai politik yang satu ini dalam kancah politik nasional.