Mohon tunggu...
Adjat R. Sudradjat
Adjat R. Sudradjat Mohon Tunggu... Penulis - Panggil saya Kang Adjat saja

Meskipun sudah tidak muda, tapi semangat untuk terus berkarya dan memberi manfaat masih menyala dalam diri seorang tua

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Senjakala Partai Demokrat Tampaknya Semakin Jelas di Depan Mata

1 Juli 2020   14:57 Diperbarui: 1 Juli 2020   16:07 2607
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

4. Susilo Bambang Yudhoyono - Yusuf Kalla;

5. Hamzah Has - Agum Gumelar.

Karena tidak ada satu pun pasangan yang memperoleh suara lebih dari 50%, maka diselenggarakan pemilihan putaran kedua yang diikuti oleh 2 pasangan calon yang memperoleh suara terbanyak pertama dan kedua, yakni SBY-JK dan Mega - Hasyim.

Sebagaimana diketahui pada putaran kedua, pasangan SBY-JK berhadil meraup suara terbanyak dengan prosentase suara 60,62 persen, sementara Mega-Hasyim mendapatkan suara 39,38persen saja.

Dewi Fortuna memang sedang dalam pelukan SBY. Dalam Pilpres 2009 pun suami dari mendiang Ani Kristiani, sebagai calon pertahana yang kala itu berpasangan dengan Budiono, SBY kembali mencatatkan namanya sebagai pemenang dengan mengalahkan rivalnya yang sama, Megawati Soekarnoputri yang berpasangan dengan Prabowo Subianto.

Begitu juga dengan partai. Demokrat pada Pemilu di tahun yang sama mencatat prestasi yang gemilang. Dari posisi kelima pada pemilu 2004, di 2009 langsung melonjak dengan menduduki peringkat pertama.

Ketika itu partai Demokrat memperoleh 150 kursi (26,4%) di DPR RI. Demikian juga di banyak provinsi, hal yang pada pemilu sebelumnya tidak terjadi, seperti di Aceh, DKI Jakarta, dan Jawa Barat.

Ibarat kata peribahasa pohon yang tumbuh menjulang tinggi akan begitu mudahnya diterpa angin, partai Demokrat pun dalam perjalannya begitu adanya.

Angin puting beliung, bahkan lebih tepatnya lagi badai prahara tanpa diduga telah menghantam kejayaan partai politik yang satu ini.

Adalah di saat seorang Nazaruddin, bendahara umum partai berlogo mercy itu dijadikan tersangka korupsi pembangunan wisma Atlet di Palembang. Bahkan M. Nazaruddin pun sempat diburu kepolisian, interpol, dan KPK untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya menerima fee suap dari proyek SEA Games 2011, yang akhirnya menghasilkan banyak keterangan yang melibatkan beberapa anggota partai. 

Tak ayal, Andi Malarangeng pun mengundurkan diri sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga pada 7 Desember 2012, karena ikut pula ditetapkan sebagai tersangka kasus wisma atlet Hambalang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun