Mohon tunggu...
Adjat R. Sudradjat
Adjat R. Sudradjat Mohon Tunggu... Penulis - Panggil saya Kang Adjat saja

Meskipun sudah tidak muda, tapi semangat untuk terus berkarya dan memberi manfaat masih menyala dalam diri seorang tua

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Langkah Mulus Gibran di Pilkada Solo, Bagaimana dengan Nasib Achmad Purnomo?

20 Juni 2020   00:03 Diperbarui: 20 Juni 2020   00:36 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ketua DPP PDI-P sekaligus Ketua DPR RI, Puan Maharani bersama kandidat Walikota Solo (Tribunnews.com/Mafani Fidesya Hutauruk)

Teka-teki siapa bakal calon Walikota Solo yang akan dijagokan PDI-P yang akan digelar bulan Desember 2020 mendatang, akhirnya terjawab sudah.

Putra sulung Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming Raka, dikabarkan telah mendapatkan restu Ketua Umum PDI-P, Megawati Soekarnoputri, sekaligus telah menyisihkan wakil Walikota Solo, Achmad Purnomo, yang selama ini merupakan pesaingnya dalam perebutan "restu" Queen of Maker partai berlambang kepala banteng dengan moncong putih tersebut.

Terlepas restu Megawati yang belum resmi secara tertulis, namun publik pun yakin 99,99 persen kalau keputusan DPP PDI-P sudah pasti sebagai ketetapan yang tidak akan berubah lagi pada saatnya nanti.

Sehingga dengan demikian, langkah  Gibran untuk mengikuti jejak ayahnya, Jokowi, dipandang cukup mulus. Tidak ada kendala yang berarti lagi, kecuali dukungan di internal DPC PDI-P Solo yang diprediksi akan terbelah. 

Betapa tidak. Lantaran bagaimanapun, tidak menutup kemungkinan loyalis Ahmad Purnomo yang merasa kecewa lantaran jagoannya tidak memperoleh tiket "restu", akan melampiaskannya dengan memberikan dukungan kepada rival Gibran pada saatnya nanti, atau akan  berpindah ke lain hati, meskipun Gibran merupakan kader PDI-P, dan putra Presiden Jokowi sendiri yang notabene masih sama-sama putra asli wong Solo juga.

 Sebagaimana diketahui, sejak jauh hari, dan Gibran masih tiarap, DPC PDI-P Solo yang dinakhodai FX Hadi Rudyatmo, telah mengusulkan Achmad Purnomo yang akan berpasangan dengan Teguh Prakosa. 

Namun kemudian, kakak dari Kaesang Pangarep  yang selama ini lebih dikenal sebagai pengusaha di bidang kuliner, tetiba saja menyatakan hasratnya untuk ikut berlaga dalam Pilkada serentak yang rencananya akan digelar 9 Desember mendatang.

Lalu Gibran pun mendaftarkan diri sebagai anggota PDI-P, dan dengan gerak cepat, langsung menemui FX Hadi Rudyatmo untuk mendapat rekomendasi.

Akan tetapi orang nomor satu di kota Solo itupun tak bergeming, walaupun yang ada di hadapannya adalah putra mantan pasangannya, dan sekarang ini sebagai orang nomor satu di Indonesia. Rudyatmo menolaknya, dan tetap mengusung pasangan Achmad Purnomo-Teguh Prakosa.

Demikian juga Achmad Purnomo sendiri tetap optimis, bahwa ia dengan pasangannya, Teguh Prakosa akan mendapat rekomendasi dari DPP. Achmad Purnomo pun menanggapi santai seandainya rekomendasi dari DPP PDI-P tidak turun kepada dirinya, melainkan kepada putra sulung Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming Raka.

Sementara Gibran pun tak patah arang. Dari Solo dia langsung ke Semarang, untuk meminta restu pengurus DPD PDI-P provinsi Jawa tengah. Setelah mengantongi "restu" Semarang, kakak dari Kahiyang ini pun segera menuju Jakarta. Untuk mendapatkan restu dari orang nomor satu di DPP PDI-P, yang tidak lain adalah Megawati Soekarnoputri.

Menyaksikan manuver  putra sulung Presiden Jokowi, tampaknya DPC PDI-P Solo tetap tidak bergeming. Achmad Purnomo-Teguh Prakosa tetap merupakan harga mati yang tidak tergantikan lagi.

Bahkan kedegilan Rudyatmo yang diekspresikannya dengan dua kali tidak menemui Jokowi saat berkunjung ke Solo, merupakan sinyal bahwa pihaknya mempunyai sikap yang tidak bisa diganggu-gugat lagi.

Sampai kemudian  secara tiba-tiba Achmad Purnomo menyatakan mengundurkan diri dari pencalonannya, dengan dalih ingin konsentrasi dalam menangani pandemi Covid-19. Namun Rudyatmo dan kader PDI-P kota Solo pun tidak menerimanya. Dan memintanya untuk tetap konsisten.

Panasnya perebutan "restu" pemegang hak prerogatif tertinggi di partai pemenang pemilu tahun 2019 lalu tersebut dalam Pilkada Solo yang akan datang, sungguh-sungguh menarik perhatian publik.

Sebab suka maupun tidak suka, sudah pasti akan ada yang akan tersingkir. Sementara itu belakangan ini telah mencuat, bahwa Gibran ternyata merupakan satu-satunya kandidat yang mendapatkan "restu" Megawati itu.

Lalu bagaimana dengan nasib Achmad Purnomo-Teguh Prakosa, maupun jajaran DPC PDI-P Solo di bawah pimpinan Rudyatmo?

Terlepas dari pernyataan mereka yang akan tunduk terhadap hak prerogatif Ibu Ketua Umum yang lebih memilih anak sulung Presiden Jokowi, akan tetapi tidak menutup kemungkinan pernyataan tersebut hanya merupakan basa-basi belaka.

Perasaan tidak mendapatkan perhatian atas aspirasi masyarakat akar rumput, akan berubah menjadi sebuah "pembangkangan", dengan secara diam-diam menggerogoti suara dukungan terhadap Gibran, dan mengalihkannya terhadap kandidat lain yang akan menjadi rival Gibran yang diusung partai lainnya.

Demikian juga pandangan publik di tanah air maupun masyarakat internasional terhadap PDI-P,  akan semakin jelas apabila parpol yang berlabel demokrasi milik wong cilik ini, dalam kenyataannya sesungguhnyalah merupakan parpol yang otoriter, memiliki ketergantungan pada satu sosok sentral, dan tetap berkutat dalam praktik oligarkis. 

Atau memang begitulah cara berdemokrasi yang  dianut, dan diyakini partai politik yang satu ini?

Wallahu alam. ***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun