Bisa dibayangkan, bagaimana di masa itu perjalanan dengan berlayar mengarungi samudera yang jauhnya satungtung deuleu, atawa sejauh mata memandang, di bawah gulungan ombak besar yang menghantam, dan belum lagi dengan adanya gangguan para perompak yang mengincar harta  serta barang dagangan, ditambah lagi dengan bahtera perahu yang bisa jadi masih begitu sederhana.
Konon, menurut sahibul hikayat perjalanan dari tanah Sunda ke Mekah pada saat itu, bisa memakan waktu dua tahun lamanya.
Sehingga kita yang hidup di era industri 4.0 sekarang ini, untuk menunaikan ibadah haji di Tanah Suci, sudah bukan suatu hal yang sulit lagi sebagaimana Haji Purwa.
Oleh karena itu, apabila di tahun ini calon jamaah haji Indonesia gagal menunaikannya lantaran pandemi Covid-19, tak perlu lagi untuk nyinyir menyalahkan pemerintah, melainkan harus diterima dengan hati yang sabar dan ikhlas. ***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H