Mohon tunggu...
Adjat R. Sudradjat
Adjat R. Sudradjat Mohon Tunggu... Penulis - Panggil saya Kang Adjat saja

Meskipun sudah tidak muda, tapi semangat untuk terus berkarya dan memberi manfaat masih menyala dalam diri seorang tua

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Pengalaman Bermaaf-maafan yang Malah Menggelikan

22 Mei 2020   19:57 Diperbarui: 22 Mei 2020   19:55 1056
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kalau tidak salah, peristiwa itu terjadi saat saya masih duduk di bangku SD kelas dua. Saat usia saya tujuh tahun. Lantaran ketika masuk sekolah, saat itu usia saya pas enam tahun.

Ketika itu setiap hari raya Iedul Fitri rumah kami selalu mendapat kunjungan banyak tamu. Terutama warga seluruh desa yang datang berduyun-duyun.

Karena ayah saya adalah Kepala Desa. Bisa jadi kalau sekarang disebut "open house".

Sebagai anak-satunya, saya pun selalu dibawa menyambut tetamu. Berdiri di antara ayah dan ibu.

Walaupun sangat membosankan, sekaligus melelahkan, lantaran harus berdiri lama sambil mengulurkan tangan, tapi saya pun dibuat sukacita juga.

Sebab banyak di antara para tamu yang memasukan lembaran uang ke kantong baju saya. Dan artinya uang jajan pun akan bertambah pula.

Di saat kelelahan itu juga, tetiba mata saya yang semula sudah terkantuk-kantuk, kembali nyalang terbuka.

Pasalnya tiada lain saat ada seorang warga, pria dewasa yang mungkin seusia ayah saya, saat bersalaman dengan ibu saya, gestur tubuhnya lain daripada yang lain.

Sungguh. Bukan saya saja yang merasa aneh melihatnya. Bisa jadi orang lainpun raut mukanya tidak ada bedanya dengan saya. 

Tapi tak sedikit pula di antaranya ada yang terlihat tertawa saat menyaksikan kejadian itu.

Betapa tidak. Disaat mengulurkan kedua tangannya, sambil membungkukkan tubuh, dan bersalaman dengan ibu, pantat orang itupun ikut bergerak-gerak maju mundur berulang-ulang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun