"Kenapa harus malu? Kita 'kan sudah resmi jadi suami-isteri!"
"Tapi aku tetap saja merasa malu..."
"Kalau malu, sini aku bukain pakaianmu!"
"Sama saja pelanggaran kalau gitu caranya!"
"Habis kamunya begitu sih!"
"Terus aku harus bagaimana?"
Cep Owi terdiam. Kepalanya yang tak gatal pun digaruk-garuknya.
"Yang, kok diam?" tegur Neng Ika.
"Pusing!"
"Iya deh. Aku mau menuruti permintaan kamu. Tapi jangan lewat video call ya? Lewat suara saja. Boleh?"
"Maksudnya?"
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!