"Tunggu sampai corona lenyap, Yang!"
"Iya, tapi kapan?"
"Mana aku tahu... Coba saja tanya sama pemerintah..."
"Males ah. Paling-paling disuruh untuk tetap berdoa dan bersabar," gerutu Cep Owi.
"Ya sudah..."
"Tapi aku sudah ga tahan nih!"
"???"
"Selama tiga tahun kita pacaran, aku selalu membayangkan indahnya  malam pertama... Tapi dasar virus corona laknat, semuanya ambyar berantakan..."
Sesaat keduanya hanya saling berpandangan. Di depan layar handphone masing-masing, tentu saja.
Beberapa detik kemudian, tiba-tiba mata Cep Owi yang semula meredup sayu berubah menjadi berbinar-binar.
"Aha! Aku punya ide!"