Mohon tunggu...
Adjat R. Sudradjat
Adjat R. Sudradjat Mohon Tunggu... Penulis - Panggil saya Kang Adjat saja

Meskipun sudah tidak muda, tapi semangat untuk terus berkarya dan memberi manfaat masih menyala dalam diri seorang tua

Selanjutnya

Tutup

Politik

Ketika Tiba-tiba Saja Ibas Merasa Jadi Seorang Raja

16 Februari 2017   08:04 Diperbarui: 16 Februari 2017   08:19 10261
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ibas (sumber: detik.com)

Publik di negeri ini, terutama para netizen di jagat maya, kembali dibuat heboh dengan munculnya sebuah kerajaan baru yang didirikan di dalam wilayah Republik Indonesia ini.  Mereka banyak yang geleng-geleng kepala, dan malah tak sedikit juga ngakak tertawa.

Adalah Edhie Baskoro Yudhoyono. Anak kedua SBY, mantan Presiden RI, yang sekarang ini menjadi Ketua Umum Partai Demokrat, ini dianggap telah mendirikan kerajaan.

Sebagaimana diketahui, kerajaan merupakan sebuah bentuk pemerintahan yang dipimpin oleh seorang raja yang memiliki kekuasaan mutlak. Bahkan di jaman dahulu, ada anggapan seorang raja sebagai wakil Tuhan di dunia.

Kenapa Ibas, nama panggilan akrab anak SBY, itu dikatakan telah mendirikan sebuah kerajaan, dan yang bersangkutan disebut sebagai rajanya?

Hal itu bermula tak lain dari kicauan Ibas sendiri melalui akun Twitter-nya ketika menanggapi Antasari Azhar yang menyebut adik calon Gubernur DKI 2017 yang baru saja terjungkal dalam putaran pertama Pilkada serentak, Agus Harimurti Yudhoyono, terlibat dalam dalam kasus dugaan korupsi pengadaan alat IT Komisi Pemilihan umum (KPU) pada Pemilu Legislatif 2009.

455d9413-e7c1-4be4-8e7e-0fa77a24fb29-58a4f9d0d09273d6038b4567.jpg
455d9413-e7c1-4be4-8e7e-0fa77a24fb29-58a4f9d0d09273d6038b4567.jpg
Ungkapan “Wahai rakyatku...” yang ditulis Ibas itulah yang dianggap publik kalau Ibas telah menjadi seorang raja, dan sekaligus telah mendirikan sebuah kerajaan. Bagaimanapun dalam kisah “Seribu Malam”, atawa dongeng lain tentang kerajaan dengan rajanya, yang biasa mengucapkan ungkapan “Wahai rakyatku...”, itu hanyalah seorang raja.

Sementara sekarang ini, yang dilakukan menantunya Hatta Rajasa, melalui akun Twitternya, itu di mata publik memang bukanlah sebagai raja dari suatu kerajaan yang sesungguhnya. bisa jadi hal itu hanyalah sebuah reaksi spontan dalam menanggapi kicauannya Ibas tersebut. Spontanitas untuk mengolok-oloknya.

Karena jangankan orang yang sudah dewasa, bocah ingusan saja tahu siapa Ibas. Siapa Edhie Baskoro Yudhoyono itu. Selain dalam kenyataannya tidak ada kerajaan yang didirikan di negeri ini, juga Ibas belum pernah diberitakan menjadi seorang pemimpin, meskipun dalam level paling bawah sekalipun dalam struktur pemerintahan di Republik Indonesia ini. Kecuali pernah menjadi ketua fraksi Partai Demokrat di DPR, dan kepala rumah tangga di rumahnya – tentu saja.

Sehingga wajar saja jika publik mengolok-oloknya. Ibas, politikus muda ‘karbitan’ ayahnya sendiri, di saat mendengar Antasari Azhar menyebut namanya dalam kasus korupsi IT KPU itu, bisa jadi bagaikan seseorang yang mendengar petir di siang bolong. Kaget bukan kepalang.

Maka sebagai anak muda, tanpa pikir panjang lagi, diapun kemudian menulis kicauan seperti itu.

Hanya saja keterkejutan Ibas atas pernyataan Antasari Azhar, apakah karena memang benar dirinya merasa difitnah, atawa karena suatu hal yang tak disangka-sangka kalau ada orang yang berani membuka perbuatannya?

Entahlah.

Hanya saja yang jelas, tidak hanya Ibas saja yang menjadi sasaran tembak Antasari Azhar. ayahnya sendiri yang notabene sebagai Presiden keenam RI, dianggap sebagai dalang yang menyebabkan mantan ketua KPK jilid dua itu mendekam di balik jeruji besi selama tujuh tahun, seperti seorang kakek tua yang kebakaran jenggot saja layaknya, saat menanggapi pernyataan Antasari Azhar itu.

Dengan tegas, selain menampik, SBY menyebut pihak istana (Presiden Jokowi) ada di belakang Antasari Azhar. Bahkan grasi yang diberikan Jokowi, tudingnya, kental dengan muatan politis. Selain itu juga, Antasari Azhar telah dijadikan pion untuk menjatuhkan AHY dalam Pilkada DKI Jakarta 2017.

Bagaimanapun, anak dengan Bapak setali tiga uang. Merasa telah menjadi korban fitnah seorang Antasari Azhar, kemudian berteriak-teriak di media sosial, dengan ungkapan yang lumayan emosional, maka publik pun jangan disalahkan kalau mengolok-olok, dan mentertawakannya.

Karena sikap seorang SBY sama sekali tidak mencerminkan seorang negarawan sejati. Demikian juga dengan Ibas yang memang sangat pas kalau diberi predikat politikus karbitan yang belum memiliki ketahanan mental yang mumpuni.

Andaikan saja Ibas, maupun SBY tidak berteriak-teriak di media sosial, tapi langsung melaporkan tudingan Antasari Azhar ke pihak kepolisian, persoalannya akan lain lagi, tentu saja.

Paling tidak Bapak dan anak itu akan dianggap orang yang sungguh-sungguh menghormati hukum sebagai panglima di atas segalanya. Tidak diolok-olok, dan menjadi bahan tertawaan seperti yang terjadi sekarang ini. ***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun