Mohon tunggu...
Adjat R. Sudradjat
Adjat R. Sudradjat Mohon Tunggu... Penulis - Panggil saya Kang Adjat saja

Meskipun sudah tidak muda, tapi semangat untuk terus berkarya dan memberi manfaat masih menyala dalam diri seorang tua

Selanjutnya

Tutup

Politik

Ketika Tiba-tiba Saja Ibas Merasa Jadi Seorang Raja

16 Februari 2017   08:04 Diperbarui: 16 Februari 2017   08:19 10261
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ibas (sumber: detik.com)

Entahlah.

Hanya saja yang jelas, tidak hanya Ibas saja yang menjadi sasaran tembak Antasari Azhar. ayahnya sendiri yang notabene sebagai Presiden keenam RI, dianggap sebagai dalang yang menyebabkan mantan ketua KPK jilid dua itu mendekam di balik jeruji besi selama tujuh tahun, seperti seorang kakek tua yang kebakaran jenggot saja layaknya, saat menanggapi pernyataan Antasari Azhar itu.

Dengan tegas, selain menampik, SBY menyebut pihak istana (Presiden Jokowi) ada di belakang Antasari Azhar. Bahkan grasi yang diberikan Jokowi, tudingnya, kental dengan muatan politis. Selain itu juga, Antasari Azhar telah dijadikan pion untuk menjatuhkan AHY dalam Pilkada DKI Jakarta 2017.

Bagaimanapun, anak dengan Bapak setali tiga uang. Merasa telah menjadi korban fitnah seorang Antasari Azhar, kemudian berteriak-teriak di media sosial, dengan ungkapan yang lumayan emosional, maka publik pun jangan disalahkan kalau mengolok-olok, dan mentertawakannya.

Karena sikap seorang SBY sama sekali tidak mencerminkan seorang negarawan sejati. Demikian juga dengan Ibas yang memang sangat pas kalau diberi predikat politikus karbitan yang belum memiliki ketahanan mental yang mumpuni.

Andaikan saja Ibas, maupun SBY tidak berteriak-teriak di media sosial, tapi langsung melaporkan tudingan Antasari Azhar ke pihak kepolisian, persoalannya akan lain lagi, tentu saja.

Paling tidak Bapak dan anak itu akan dianggap orang yang sungguh-sungguh menghormati hukum sebagai panglima di atas segalanya. Tidak diolok-olok, dan menjadi bahan tertawaan seperti yang terjadi sekarang ini. ***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun