Hanya saja selama tiga bulan ini, Malik belum memiliki keberanian untuk mengungkapkannya. Jangankan untuk berterus-terang, bicara saja tak pernah bisa berlama-lama. Paling hanya bertegur-sapa sesaat saja. Saat Tatik mengantarkan pesanannya.
“Tatik, Tatik, Tatik... Dimana kamu sekarang ? Mengapa tak ada kabar beritanya. Apakah kamu sakit ?” batin Malik sambil termangu menatap gerobak di seberang jalan yang tanpa pemiliknya.
Tiba-tiba Malik tercekat. Telinganya mendengar teman-temannya di sudut agak jauh yang ternyata sedang membicarakan Tatik.
“Payah. Sejak perempuan itu tidak jualan, kita tak bisa ngopi lagi, sekalinya ingin ngopi harus pergi dulu ke perempatan jalan, Huh!”
“Kemana sih dia ? Apa bangkrut, atawa pindah jualannya ?”
“Bukan. Bukan begitu. Aku mendengar dari pedagang buah di sebelahnya, katanya sih perempuan itu di rumah sakit...”
Malik tercekat mendengarnya. Lalu dia pun memasang kupingnya untuk mendengar kabar Tatik yang dirindukannya lebih jelas lagi.
“Penjual gorengan itu sedang menunggui suaminya yang diopname karena penyakit jantungnya kumat...” ***
Catatan: Judul cerpen ini terinspirasi dari judul lagu Grup Band SLANK
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI