Film ini juga membicarakan tentang suatu tarian daerah, khususnya tarian khas dari banyumas jawa tengah yaitu tari lengger Lanang. Tari lengger lanang sendiri merupakan sebuah bentuk tarian yang dimainkan oleh seorang laki-laki dengan gerak perempuan. Karena kepribadian dari penari ini yang menjadi pribadi feminism dalam tubuh maskulin mendorong kecaman dalam masyarakat, hal tersebut dianggap melanggar norma dalam masyarakat karena menyalahi kodratnya perwujudan kepribadian tersebut ditambah dengan bumbu percintaan sesama jenis sehingga film ini menjadi kontroversi. Budaya tidak hanya berbicara tentang nilai dan kesenian juga hal-hal lainnya seperti Bahasa. Dalam film ini yang berlatar belakang budaya jawa penggunaan bahasanya juga menggunakan Bahasa jawa, terkhusus pada Bahasa jawa daerah banyumasan. Dialek yang dilakukan antar tokoh pun menggunakan kaidah-kaidah Bahasa jawa dengan mempertimbangkan penggunaan tingkatan Bahasa seperti Bahasa ngoko dan krama serta krama inggil. Penggunaan tata Bahasa seperti Ketika sang karater utama Juno sedang berbicara dengan Budhenya ia menggunakan Bahasa krama untuk menjawab ucapan budenya, sedangkan untuk karakter-karakter yang lebih tua untuk berdialog menggunakan Bahasa yang ngoko atau Bahasa yang lebih santai digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Daftar Pustaka
Brouwer, M. (1984). Psikologi Fenomenologis. Jakarta: Gramaedia.
Budi, C. S. (2019, November 12). Ini Penyebab Pemutaran Film "Kucumbu Tubuh Indahku" Dihentikan Paksa di Lampung. Retrieved from Kompas.com: https://regional.kompas.com/read/2019/11/12/19280281/ini-penyebab-pemuturan-film-kucumbu-tubuh-indahku-dihentikan-paksa-di
Koentjaraningrat. (1993). kebudayaan, mentalitas dan pembangunan. Jakarta: Gramedia.
Kridalaksana. (1984). Kamus Linguistik. Jakarta: Gramedia.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H