Mohon tunggu...
ARIF R. SALEH
ARIF R. SALEH Mohon Tunggu... Guru - SSM

Menyenangi Kata Kesepian dan Gaduh

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

KAI: Dari Kumuh ke Layanan Super Istimewa untuk Indonesia

30 Oktober 2024   21:39 Diperbarui: 30 Oktober 2024   22:38 174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kereta Api Indonesia. Sumber: screenshot/instagram.com/keretaapikita

Itupun masih ditambah dengan aneka barang bawaan penumpang yang dijejalkan di tempat barang hingga ke kolong tempat duduk. Aneka bau sedap ikan asin, terkadang bercampur dengan bau kotoran yang dilesakkan ayam-ayam bawaan penumpang. Lengkap sudah derita naik kereta di zaman dulu.

Sekarang? Fix No debat! Layanan kereta api super istimewa. Penumpang dibatasi sesuai jumlah tempat duduk. Kata berjubel dan kumuh terhapus. Nyaman dan aman nyata adanya. Untuk semua kelas. Untuk semua kalangan masyarakat luas.

Barang bawaan? Sudah diatur tentang batas maksimal bagasi dan barang bawaan yang dilarang. Batas maksimal bagasi 20 kilogram, jika lebih ada denda. Sedangkan barang yang dilarang dibawa di antaranya binatang, napza, senpi atau sajam, benda mudah terbakar atau meledak, benda berbau busuk atau amis, dan lainnya. (Lihat Sumber)

Dari batasan dan larangan barang bawaan penumpang, jelas layanan Kereta Api Indonesia super istimewa. Membuat aman dan nyaman para penumpang di kelas kereta api manapun.

Ngomong-ngomong, kenyamanan dan keamanan layanan Kereta Api Indonesia terkini baru penulis rasakan saat naik Kereta Api Ranggajati dari Probolinggo ke Yogyakarta dan Dharmawangsa dari Surabaya ke Jakarta.

Inginnya sih naik Kereta Api Eksekutif New Generation, Panoramic yang ciamik, atau Kereta Compartment Suite Class dan Luxury dengan fasilitas mewah. Semoga saja nantinya terkabulkan di bawah kepemimpinan Bapak Didiek Hartantyo, bukan semata lihat mewahnya di YouTube saja.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun