Kalaupun dikaitkan dengan tips berat menulis, jelas koridor yang beliau sodorkan harus memenuhi satu is dan dua tis, yaitu logis, etis, dan estetis.
Lantas, bagaimana dengan perspektif sosiologi yang juga beliau sodorkan? Jangan tanya kompetensinya, sebab beliau seorang sosiolog yang sering menyembunyikan kepakarannya.Â
Maka, tak heranlah anggitan artikelnya tentang unsur geologi, biologi, dan sosiologi di Kompasiana sering diganjar sebagai Artikel Utama.
Maka lagi, kehadiran sosok anarkis dan narsis di Kompasiana ini selalu dinanti dan dirindukan. Mulai dari Gang Sapi hingga Gang Buntu. Apa sebab? Sebab ada cinta di tiap ia bicara.
Eh, ngomomg-ngomong, mohon diri sudahi pembicaraan ini. Sudah mendapat di tiga ratus kata lebih. Dan, ngomong-ngomong lagi, artikel berjudul "Menulis di Kompasiana Sampai Mati" pasti ada apa-apanya, bukan sekedar apa adanya.Â
Penasaran? Silahkan berbicaralah di kolom komentar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H