Mohon tunggu...
ARIF R. SALEH
ARIF R. SALEH Mohon Tunggu... Guru - SSM

Menyenangi Kata Kesepian dan Gaduh

Selanjutnya

Tutup

Seni Pilihan

Kilas Balik "Ngeroyok" Novel "Kapak Algojo dan Perawan Vestal"

9 Juli 2024   15:40 Diperbarui: 9 Juli 2024   15:43 288
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: screenshot/acek_rudy/instagram

Cengkling, sekoyong-konyong tanda khusus ada pesan whatsapp masuk, bersuara di gawai. Aku yang lagi nyeruput “Kopi Bromo” tanpa gula langsung terceguk. Maklum, tanda “cengkling” muncul di jam satu dini hari, malam Jum’at Kliwon lagi.

Jari telunjuk kiriku sedikit gemetar mengusap layar gawai. Bukan karena apa, tahu khan kalau malam Jum’at Kliwon dikeramatkan para sutradara film? Hingga lahir film Sundel Boong, Surtilanak, Gugundruwo dan tokoh-tokoh seram yang melegenda se-nusantara.

Layar bersinar. Kuketik password. Ujung jari telunjuk kiri menyentuh tanda pesan terbaru masuk.

Jelas terbaca di pesan pribadi,”Mas, mau gabung di grup “Menulis Novel Bareng”?... Mau ya?”.

“Ini siapa?... Manusia atau khodam?” Tanyaku. Pendek.

“Widz Stoop.” Jawabnya. Pendek pula.

Pikiran menembus lapis langit kedelapan (pinjam angka hoki Om Acekkk) dan mendarat di benua Amerika. Benua Merah yang menjadi rebutan Yu Biden dan Paman Trump.

Ealah, Mbak Widz sudah mempersiapkan penyambutan istimewa makan siang. Tepatnya di Tony & Joe’s Seafood Places.

“Silahkan duduk yang cakep, Mas. Mau makan apa?”

“Terserah, Mbak. Pokoknya yang enak-enak.”

“Minumnya?”

“Es The Gun, ada?”

Mbak Widz langsung ngakak.”Jadi ingat kampuang halaman... hahaha!”

Setelah cukup kenyang santap siang, kami berbincang cukup serius.

“Begini, Mas. Mau bergabung nulis novel bersama?. Maksudnya begini, kita buat satu novel yang ditulis oleh banyak orang. Mau?”

“Seberapa banyak penulisnya?”

“Paling banyak empat puluh lah.”

“Boleh.” Jawabku. Pendek.

Ah. Aku sudahin ngelamun plus ngelantur. Jelasnya, aku terima tankaki, eh...tantangan menulis novel bersama.

Kembali ke pokok bahasan pelajaran bertema proyek menulis novel keroyokan, aku mendapat tugas nyambungin cerita dari seseorang yang bernama Lazarus Dina.

Aih, daripada namanya tentu ini orang pemilik nama Lazarus Dina cantik, pinter, cerdas, supel de el el...

Iseng dikarenakan penasaran aku japri Mbak Widz.”Mbak. Lazarus Dina itu cantik, cerdas, dan semampai ya?.

“Ora blass, Mas.”

“Kamsudnya?”

“Perawakannya pendek, perutnya buncit, dan pecicilan!”

Aih, aku tertegun dan diam memeluk sepi. Bisa-bisanya sosok seperti pemilik ajian Segara Geni pakai nama Lazarus Dina. Ih...ih...ih...

Biarlah. Lupakan siapa dan seperti apa sebenarnya sosok Lazarus Dina. Jelasnya, aku digundulin dengan secarik kalimat yang tiba-tiba nongol di WAG Novelbareng.”Rasain. Tokoh yang harus kau sambung di bab berikutnya sudah mati, tauk!”

Terus terang dan terang terus, aku sempat dibuat puyeng. Sempat pula isi otakku muncrat terkuras sisa batok saja. Mungkin sama puyeng dengan yang akan ngedit ini novel nantinya. Menjahit satu perlima tiap bab agar nyambung cerita dari bab ke bab.

Halah. Bukan guru namanya kalau tidak banyak akal. Guru kencing berlari, murid kencing harus tetap jongkok. Guru tidak boleh kalah dalam hal apapun, tauk!...

Alhasil, aku munculkan sosok dari Green Beret. Sosok yang sebenarnya masih disembunyikan pikiran yang hampir tinggal batok kepala. Sosok pengganti Sagara yang lebih pilih tanding di segala hal. Lebih kejam dari pedang lebakwana. Lebih kuwat dari obat perang Om Acekkk.

Puas rasanya menjawab dan menyelesaikan tantangan. Hasilnyapun di luar dugaan, Sagara bisa “malih rupa” setelah dikuliti editor. Membuatku kembali ingat sebuah film fenomenal berjudul “Face Off”.

Penasaran dengan apa dan bagaimana ini novel hasil keroyokan?... Silahkan baca sampai tuntas novel keren dengan judul “Kapak Algojo dan Perawan Vestal”. Dijamin semua genre ada. Menghadirkan apapun yang ada di imaji Anda.    

arS, 09.07.2024

   

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun