Cengkling, sekoyong-konyong tanda khusus ada pesan whatsapp masuk, bersuara di gawai. Aku yang lagi nyeruput “Kopi Bromo” tanpa gula langsung terceguk. Maklum, tanda “cengkling” muncul di jam satu dini hari, malam Jum’at Kliwon lagi.
Jari telunjuk kiriku sedikit gemetar mengusap layar gawai. Bukan karena apa, tahu khan kalau malam Jum’at Kliwon dikeramatkan para sutradara film? Hingga lahir film Sundel Boong, Surtilanak, Gugundruwo dan tokoh-tokoh seram yang melegenda se-nusantara.
Layar bersinar. Kuketik password. Ujung jari telunjuk kiri menyentuh tanda pesan terbaru masuk.
Jelas terbaca di pesan pribadi,”Mas, mau gabung di grup “Menulis Novel Bareng”?... Mau ya?”.
“Ini siapa?... Manusia atau khodam?” Tanyaku. Pendek.
“Widz Stoop.” Jawabnya. Pendek pula.
Pikiran menembus lapis langit kedelapan (pinjam angka hoki Om Acekkk) dan mendarat di benua Amerika. Benua Merah yang menjadi rebutan Yu Biden dan Paman Trump.
Ealah, Mbak Widz sudah mempersiapkan penyambutan istimewa makan siang. Tepatnya di Tony & Joe’s Seafood Places.
“Silahkan duduk yang cakep, Mas. Mau makan apa?”
“Terserah, Mbak. Pokoknya yang enak-enak.”