Mohon tunggu...
ARIF R. SALEH
ARIF R. SALEH Mohon Tunggu... Guru - SSM

Menyenangi Kata Kesepian dan Gaduh

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Potret Jalan Raya Bromo Setelah Dilebarkan dan Tips Aman Berkendara di Tanjakan

29 Juni 2024   12:27 Diperbarui: 29 Juni 2024   12:51 900
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ramai jeep travel dan kendaraan pribadi saat "jam turun". Sumber: Dokpri

Hari itu sebelum liburan sekolah, tepat di jalan menurun dan menikung jembatan Nganten-Sukapura, udara terasa begitu dingin. Terus terasa begitu dingin hingga melewati Whizz Hotel dan tiba di sekolah.

Ternyata bukan aku saja yang merasakan dinginnya udara, semua guru dan murid di SMP Negeri 1 Sukapura merasakan hal yang sama.

Pikiranku mencoba menghubungkan fenomena alam yang terjadi. Apakah datangnya angin Gending di daerah pesisir Probolinggo mempengaruhi suhu udara di dataran tinggi sekitar Bromo? Bisa jadi. Jawabku pendek di dalam hati.

Di kantor guru, selentingan kabar sampai juga bahwa di padang pasir dan savana gunung Bromo telah terjadi fenomena embun es. Pastinya berpengaruh juga terhadap dinginnya udara.

Ramai jeep travel dan kendaraan pribadi saat
Ramai jeep travel dan kendaraan pribadi saat "jam turun". Sumber: Dokpri

Fenomena alam musiman embun es jelas menjadi daya tarik wisatawan untuk datang ke Bromo. Terbukti sepanjang Jalan Raya Bromo pada saat "jam turun" ramai melintas kendaraan jeep, bus wisata, dan mini bus jasa travel pembawa wisatawan.

Berbicara Jalan Raya Bromo, bagi penulis merupakan jalan terbaik menuju kawasan wisata Gunung Bromo. Kawasan wisata yang dikelola oleh Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS).

Mengapa merupakan jalan terbaik ke kawasan wisata Gunung Bromo? Karena sudah dilebarkan dan diperhalus. Lebih dapat memberikan kenyamanan berkendara bagi jasa travel dan para wisatawan.

Penulis mempunyai beberapa foto Jalan Raya Bromo sebelum dan sesudah dilebarkan. Kembali ingat awal mutasi ke Sukapura di akhir tahun 2022.

Jalan Raya Bromo sebelum dilebarkan, arah masuk batas Desa Sukapura. Sumber: Dokpri
Jalan Raya Bromo sebelum dilebarkan, arah masuk batas Desa Sukapura. Sumber: Dokpri

Jalan Raya Bromo sebelum dilebarkan, arah sebelum Pasar Sukapura. Sumber: Dokpri
Jalan Raya Bromo sebelum dilebarkan, arah sebelum Pasar Sukapura. Sumber: Dokpri

Jalan Raya Bromo awalnya hanya cukup lebar di daerah perbatasan Desa Patalan dengan Desa Boto jika berkendara dari Kota Probolinggo. Setelahnya menyempit hingga menuju Sukapura.

Pelebaran dan pengaspalan kembali Jalan Raya Bromo membutuhkan waktu yang cukup lama. Menggusur beberapa kios pedagang di sekitar SPBU Sukapura.

Pelebaran Jalan Raya Bromo, menggusur beberapa kios pedagang di tanjakan setelah SPBU Sukapura. Sumber: Dokpri 
Pelebaran Jalan Raya Bromo, menggusur beberapa kios pedagang di tanjakan setelah SPBU Sukapura. Sumber: Dokpri 

Sisa-sisa penggusuran kios pedagang. Sumber: Dokpri
Sisa-sisa penggusuran kios pedagang. Sumber: Dokpri

Seingat penulis, proyek pelebaran dan pengaspalan kembali Jalan Raya Bromo dilakukan setelah Tol Pasuruan-Probolinggo (Tol Paspro) kelar dibangun. Memungkinkan wisatawan lebih nyaman berkendara ke Bromo lewat Exit Tol Probolinggo Barat dan Tongas.

Pelebaran Jalan Raya Bromo juga untuk mendukung kenyamanan akses ke Jembatan Kaca di Desa Ngadas. Mendukung juga kawasan TNBTS sebagai Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN). 

Proyek pelebaran di tanjakan selepas Puskesmas Sukapura. Sumber: Dokpri  
Proyek pelebaran di tanjakan selepas Puskesmas Sukapura. Sumber: Dokpri  

Proses pelebaran sebelum pengecoran bahu jalan dilengkapi markah jalan. Sumber: Dokpri
Proses pelebaran sebelum pengecoran bahu jalan dilengkapi markah jalan. Sumber: Dokpri

Meskipun kini Jalan Raya Bromo lebar dan mulus, tetap dibutuhkan kesiapan dan kewaspadaan berkendara ke Bromo. Berikut tipsnya agar aman dan nyaman melintasi Jalan Raya Bromo:

Pertama, cek kesiapan kendaraan baik roda dua dan roda empat. Khusus roda dua, lebih baik gunakan sepeda motor yang bukan matic (manual) untuk menghindari rem blong.

Terdapat beberapa kejadian sepeda motor matic yang mengalami rem blong. Jangan lupa pakai sepeda motor atau mobil yang CC (Cubic Centimeter) berkapasitas besar agar lebih kuat menanjak.

Kedua, gunakan sopir yang sudah berpengalaman mengemudi di jalan menanjak dan menikung tajam. Jangan sekali-kali memakai sopir yang baru belajar mengemudi untuk menghindari kecelakaan yang disebabkan sopir kurang berpengalaman.

Jalan Raya Bromo, lebar dan mulus. Sumber: Dokpri
Jalan Raya Bromo, lebar dan mulus. Sumber: Dokpri

Padat kendaraan antri isi BBM di SPBU Sukapura, jangan asal nyalip dan ngebut. Sumber: Dokpri
Padat kendaraan antri isi BBM di SPBU Sukapura, jangan asal nyalip dan ngebut. Sumber: Dokpri

Ketiga, tetap hati-hati berkendara utamanya di jam padat wisatawan naik dan turun dari kawasan wisata Gunung Bromo. Jalan Raya Bromo (bagi penulis) merupakan jalan terbaik dan ramai setelah dilebarkan dan kembali diaspal.

Kewaspadaan utamanya di jalan tanjakan dan tikungan tajam yang banyak terdapat di daerah Desa Lumbang hingga Cemoro Lawang. Hindari mengemudi dengan kecepatan tinggi saat melintasi tikungan dan tanjakan tajam demi keselamatan bersama.

Keempat, lengkapi atribut berkendara dengan mengenakan helm standar dan atribut lainnya yang bisa memberikan keamanan dan kenyamanan lebih seperti jaket yang tahan angin dan dingin, pengaman lutut dan siku.

Kelima, jangan lupa istirahat jika sudah letih apalagi terasa mengantuk. Ingat, udara yang cenderung dingin saat melintasi Jalan Raya Bromo hingga Cemoro Lawang dapat menyebabkan kantuk.

Salah satu minimarket di sepanjang Jalan Raya Bromo. Sumber: Dokpri
Salah satu minimarket di sepanjang Jalan Raya Bromo. Sumber: Dokpri

Berhenti dan ngopi di sepanjang Jalan Raya Bromo sangat dianjurkan. Jangan khawatir, ada banyak kafe dan minimarket di sepanjang Jalan Raya Bromo-Cemoro Lawang yang menjual minuman kopi khas Tengger dengan pemandangan sekitar kafe nan memukau.

Semoga bermanfaat.

       

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun