Kita ada di alam mimpinya orang-orang
Banyak berharap akan perubahan-perubahan
“Ing ngarso sung tulodo”
Kita ambil sebagai keutamaan, ini dululah!
Doktrin “Merdeka Belajar”, bukan kepleset “belajar merdeka”
Di sepetak ruang, kembali menjelma tanda tanya-tanda tanya
Baca juga: Angka-Angka yang Kau Imajikan
Tiga patung hitam legam
Kembali memakan hati, kembali mencipta kontaminasi
Ada banyak korban, betah menahan namanya tabah
Tetapi keringat berbau karat, masih meraksasa dan meraja
Kau dari luar sana, pasti kembali menanya,“Mana sabda raja?”
Kami hanya bisa jawab,”Tunggu saat dekatnya ajal tiba.”
Baca juga: Puisi untuk Nyonya
arS, 14.06.2024
Baca juga: Puisi: Tiga Pesan untuk Dunia Berbeda
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!