Direktur Jendral Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah (Rabu, 01/11/2023) rela melewati jalan sempit, menanjak dan berkelok membelah hutan pinus di Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur. Pejabat teras Kemendikbudristek dan jajarannya ini bertekad mengunjungi SD Negeri 3 Sukapura. Salah satu sekolah dasar yang menerapkan kelas multigrade di Kabupaten Probolinggo.
Kunjungan Dirjen PAUD, Dikdasmen didampingi langsung Kepala BBGP (Balai Besar Guru Penggerak) Jawa Timur Bapak Drs. Abu Khaer, M. Pd dan Kepala BBPMP (Balai Besar Penjaminan Mutu Pendidikan) Jawa Timur Bapak Sujarno, M. Pd. Dua lembaga Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kemendikbudristek yang melaksanakan pengembangan dan  pemberdayaan GTK, juga supervisi mutu pendidikan di Jawa Timur. Â
Latar Belakang Kelas Multigrade
Bagi kebanyakan masyarakat dan bahkan guru, kelas multigrade di jenjang pendidikan dasar masih belum dan atau baru dikenal. Merupakan bentuk inovasi layanan pendidikan untuk menjawab kompleksitas masalah dan tantangan di dunia pendidikan khususnya di sekolah dasar yang kekurangan guru.
Lahir dari adanya kompleksitas permasalahan pendidikan di daerah, khususnya di daerah pelosok dan atau terpencil, pemerintah daerah berusaha mencari solusi terbaik mengatasi masalah kekurangan jumlah guru dan murid di sekolah dasar.
Sebagai contoh nyata, sekolah dasar negeri yang tersebar di pelosok Kecamatan Sukapura hanya memiliki sedikit guru dan murid. Seperti SDN Sariwani 2, berdasarkan Dapodik (Data Pokok Pendidikan) hanya memiliki 5 guru dan 32 murid (Lihat Sumber). Juga SDN Sukapura 3 yang hanya memiliki 3 guru dan 41 murid (Lihat Sumber). Â Â
Kompleksitas permasalahan dan tantangan di atas jika menunggu kebijakan pengadaan dan atau pengangkatan guru, tentu bertambah kompleks permasalahan layanan pendidikan ke murid. Pengadaan dan atau pengangkatan guru harus menyesuaikan dengan kebijakan dan kemampuan anggaran pemerintah. Atas dasar kompleksitas permasalahan dan pentingnya kesinambungan layanan pendidikan murid maka kelas multigrade adalah solusinya.
Penerapan Kelas MultigradeÂ
Dikutip dari laman probolinggokab.go.id, Sri Agus Indariyati selaku Kepala Bidang Pembinaan SD menjelaskan bahwa penerapan pembelajaran kelas rangkap (multigrade) mulai dilakukan pada tahun 2019 melalui pendampingan dari program INOVASI (Inovasi untuk Anak Sekolah Indonesia) di Kecamatan Sukapura. Sebagai pilot project, saat itu ada 8 lembaga SDN yang menerapkan pembelajaran kelas rangkap.
Saat penulis mengikuti kunjungan ke SD Negeri Sukapura 3 yang menerapkan kelas multigrade didapat penjelasan dari Bapak Mujiono selaku Kepala SDN Sukapura 3 bahwa kelas multigrade diterapkan karena lembaga kekurangan guru. Selain itu, jumlah siswa yang ada di satu sekolah kurang dari 60 murid.