Mohon tunggu...
ARIF R. SALEH
ARIF R. SALEH Mohon Tunggu... Guru - SSM

Menyenangi Kata Kesepian dan Gaduh

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pesan Terbaru Dirjen PAUD, Dikdasmen untuk Guru Penggerak

2 November 2023   05:21 Diperbarui: 2 November 2023   23:14 4909
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kunjungan Ditjen PAUD, Dikdasmen ke Sukapura, Kabupaten Probolinggo-Jawa Timur. Sumber: Dokumentasi Pribadi

Rabu (01/11/2023), Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikdaya) Kecamatan Sukapura-Kabupaten Probolinggo-Jawa Timur mendapat kunjungan kehormatan. Direktur Jendral Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah (Dirjen PAUD, Dikdasmen) Bapak Dr. Iwan Syahril, Ph. D yang secara khusus mendatangi sekolah multigrade SD Negeri 3 Sukapura.

Kedatangan Dirjen PAUD, Dikdasmen didampingi Kepala Balai Besar Guru Penggerak (BBGP) Jawa Timur Bapak Drs. Abu Khaer, M. Pd dan Kepala Balai Besar Penjaminan Mutu Pendidikan (BBPMP) Jawa Timur Bapak Sujarno, M. Pd. Disambut pejabat Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Probolinggo (Dikdaya) Bapak Sugeng Suprisayoga beserta jajaran Korwil Dinas Dikdaya Kecamatan Sukapura.

Selain melihat secara langsung pembelajaran multigrade di SD Negeri 3 Sukapura, Bapak Iwan Syahril juga menyempatkan untuk menyampaikan esensi Program Guru Penggerak (PGP). Tak lupa juga menggali kesan terbaik dan tantangan dari Guru Penggerak khususnya yang ada di Kecamatan Sukapura dan umumnya tersebar di seluruh negeri.

Esensi Pendidikan Guru Penggerak

Pendidikan Guru Penggerak menopang Merdeka Belajar. Kebijakan Merdeka Belajar merupakan langkah untuk mentransformasi pendidikan demi terwujudnya Sumber Daya Manusia (SDM) Unggul Indonesia yang memiliki Profil Pelajar Pancasila.

Dalam pemaparan pentingnya memahami Merdeka Belajar secara utuh, Dirjen PAUD, Dikdasmen kembali mengingatkan untuk membuka dan mempelajari episode Merdeka Belajar yang telah diluncurkan, Tepatnya Episode 1 : Empat Pokok Kebijakan Merdeka Belajar hingga Merdeka Belajar Episode 26 : Transformasi Standar Nasional dan Akreditasi Pendidikan Tinggi. (Lihat Sumber)

Kompleksitas pendidikan di Indonesia yang terdesentralisasi, tersebar di 416 kabupaten dan 98 kota menjadi sebuah tantangan. Merdeka Belajar berusaha menjawab tantangan tersebut. Kebijakan Merdeka Belajar menjadi pilihan untuk mengembalikan esensi pendidikan berlandaskan gotong royong dan memberikan layanan terbaik kepada murid.

Dikutip dari laman sekolah.penggerak.kemendikbud.go.id, Pendidikan Guru Penggerak adalah program pendidikan kepemimpinan bagi guru untuk menjadi pemimpin pembelajaran. Program ini meliputi pelatihan daring, lokakarya, konferensi, dan pendampingan selama 6 bulan bagi Calon Guru Penggerak.

Benang merah Merdeka Belajar dan Guru Penggerak berusaha memberikan layanan terbaik kepada murid. Guru Penggerak sebagai pemimpin pembelajaran yang berpusat pada murid harus mampu mengembangkan kompetensi profesi guru di berbagai komunitas belajar dan menerapkan di lingkup kelas belajar satuan pendidikan maupun lingkup lainnya, apapun kompleksitas dan tantangan yang dihadapi.

Menggali Kesan Terbaik Guru Penggerak

Kesempatan dialog dengan Guru Penggerak di Kecamatan Sukapura dimanfaatkan untuk menggali kesan terbaik saat mengikuti Pendidikan Guru Penggerak maupun setelah menjadi Guru Penggerak. Banyak kesan terbaik yang dilihat dan dialami Guru Penggerak.

Kecamatan Sukapura dengan kawasan wisata Gunung Bromo memiliki ciri kawasan agrowisata. Beragam komoditas pertanian diolah dan dihasilkan seperti tomat, wortel, kubis, dan bawang prei. Komoditas untuk memenuhi kebutuhan pasar lokal hingga ke luar pulau Jawa.

Kesan terbaik dilihat langsung oleh Guru Penggerak setelah saling kunjung antar sekolah. Termasuk saat berkunjung ke sekolah di dataran tinggi seperti SD Negeri Sariwani. Sekolah yang menerapkan pembelajaran berbasis lingkungan.

Guru dan murid belajar secara langsung bagaimana teknik dan pola tanam dikaitkan dengan pola musim dan pemanfaatan teknologi. Bahkan melibatkan komunitas pedagang pengepul untuk menggali lebih dalam teknik pengiriman hasil pertanian baik lewat transportasi darat dan laut.

Kesan terbaik juga disampaikan saat mengikuti Pendidikan Guru Penggerak. Guru dari jenjang PAUD/TK, SMP hingga SMA/SMK disatukan di Kelas Belajar. Saling mempelajari dan rela berbagi kelebihan cara guru mengajar. Cara menarik yang bisa diadopsi dan diimbaskan di satuan pendidikan masing-masing.

Guru jenjang SMP dan SMA/SMK dapat belajar bagaimana rancangan media pembelajaran dan ice breaking oleh guru PAUD/TK dan SD untuk diadopsi yang bisa diimplementasikan untuk langsung dibuat oleh murid. Jadi ada alih peran pembuatan media belajar dan lainnya yang bisa diadopsi dan dimodifikasi sedemikian rupa antar jenjang sekolah.

Tantangan di Pendidikan Guru Penggerak

Kawasan pegunungan identik dengan tantangan alam yang "menggoda". Tantangan yang membutuhkan perjuangan dengan pengorbanan waktu, tenaga dan biaya. Bahkan terkadang maut "menghantui" perjuangan para guru hebat di sana.

Pengalaman Pengajar Praktik (PP) saat naik ke sekolah di Desa Sapikerep untuk melaksanakan Pendampingan Individu (PI). Nyatanya, sepeda motor matic kurang tepat sebagai teman seperjuangan. Saat motor terlalu banyak digunakan ngerem mengakibatkan rem blong. Kondisi yang harus diantisipasi saat darurat dengan mengutamakan keselamatan diri pada lokasi yang tepat dan mengorbankan sepeda motor "nyemplung" ke jurang.

Kejadian yang dialami PP sudah sering terjadi di guru-guru "sekolah atas". Sehingga ada labeling "jangan mengaku guru sekolah atas jika belum pernah terjatuh".

Tantangan lain adanya kesenjangan ekonomi masyarakat. Ada masyarakat kelas ekonomi mampu dan ada yang kelas ekonomi kurang mampu. Dampak bagi anak/murid, anak yang keluarga ekonomi mampu terbiasa membawa uang saku berlebih dan berlebih juga saat "njajan", sedangkan ekonomi kurang mampu seringkali tidak membawa uang saku yang secara otomatis sering pula "tidak njajan" sama sekali.

Tantangan yang membuat Guru Penggerak trenyuh dan harus menemukan solusi. Caranya dengan kotak donasi makanan dan minuman untuk anak ekonomi mampu secara sukarela. Selanjutnya hasil donasi diberikan kepada anak yang kurang mampu. Jadi dikemas dalam program "Berbagi Antar Teman".

Wasana Kata

Pesan Dirjen PAUD, Dikdasmen untuk Guru Penggerak, sebagai pemimpin pembelajaran Guru Penggerak harus berbagi dan berkolaborasi. Mengedepankan sikap gotong royong dan memprioritaskan kebutuhan belajar murid mewujudkan "Indonesia Emas 2045". 

Perubahan paradigma kepemimpinan di dunia pendidikan harus dilakukan oleh Kepala Sekolah dan Pengawas Sekolah. Guru Penggerak hendaknya terus menjadi katalisator pembelajaran yang nantinya bisa berproses menjadi pemimpin pembelajaran baik sebagai Kepala Sekolah atau Pengawas Sekolah.

Semoga bermanfaat. Guru Penggerak tetaplah "Tergerak, Bergerak, dan Menggerakkan".

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun