Membahas politik dan dinamikanya memang asyik. Apalagi yang sedang trending terkait pemilihan presiden (pilpres) 2024.
Bulan Februari 2024, tepatnya tanggal 14 Februari 2024, pilpres dan pileg (pemilihan legislatif) serentak dilaksanakan. Jika dihitung dari sekarang, sekitar enam bulan ke depan.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), utak-atik diartikan melakukan pekerjaan perbaikan dengan mencoba-coba. Sedangkan mengutak-atik, KBBI mengartikan melakukan utak-atik; mencoba-coba.
Apa kaitan kata mengutak-atik Gibran, Erick Thohir, Prabowo, dan Ganjar Pranowo? Tentu masyarakat luas yang mengikuti dinamika menuju pemilihan presiden dan wakil presiden di tahun 2024 paham maksudnya.
Jikapun tak paham, keempat tokoh yang dikenal publik secara luas ini mulai diutak-atik menjadi pasangan capres dan cawapres.
Maklumlah, keempat tokoh di atas muncul ke permukaan survei dan perbincangan netizen menuju pilpres 2024. Diprediksi akan adu sengit jika berpasangan untuk dapat menggantikan pasangan Presiden Joko Widodo dengan Wakil Presiden Ma'ruf Amin di Istana Negara.
Langsung saja ke pokok bahasan. Andai Prabowo-Gibran berpasangan, tentu akan menemukan lawan setimpal, yaitu pasangan Ganjar-Erick Thohir. Itu skenario pertama.
Skenario kedua. Ganjar-Gibran dipasangkan, juga akan menemukan lawan setimpal jika Prabowo-Erick Thohir berpasangan.
Siapa yang akan menang di Pilpres 2024? Sulit ditebak. Sesulit parpol pengusung Ganjar dan Prabowo menentukan cawapresnya. Menarik ditunggu. Tentu menarik pula kompetisinya.
Bagaimana plus minus utak-atik pasangan empat tokoh di atas menuju pilpres 2024? Kupas saja, meskipun hanya sedikit.
Andai Ganjar-Gibran, maka akan ada minus. Setidaknya mereka sentralistik Jawa, khususnya Jawa Tengah. Senang dan tidak pada pandangan ini, memang demikianlah adanya. Plusnya, ketokohan dan kepemimpinannya mumpuni, teruji, dan terbukti.
Ganjar-Erick Thohir andai berpasangan, minusnya siap berhadapan dengan pendukung fanatik Jokowi karena ada Gibran di pihak Prabowo. Plusnya, kepemimpinannya mumpuni, teruji, dan terbukti juga.
Andai Prabowo-Gibran, plusnya menjelma kekuatan lebih dari KKIR (Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya). Minusnya, siap "dicelengin" oleh kubu pendukung Ganjar Pranowo.
Prabowo-Erick Thohir andai berpasangan, minusnya Jakarta sentris sebab keduanya lahir di Jakarta. Plusnya, matang dalam kepemimpinan baik nasional dan internasional.
Demikian utak-atik dan mengutak-atik para tokoh yang digadang-gadang menuju pilpres 2024.
Bagaimana dengan Anies Baswedan? Sepertinya ada tokoh cawapres yang dibidik dan masih berproses menemukan yang terbaik. Lepas dari Gibran dan Erick Thohir, sepertinya begitu yang mengemuka. Atau? Entahlah. Tunggu saja deklarasi di menit dan detik akhir, sepertinya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H