Mohon tunggu...
ARIF R. SALEH
ARIF R. SALEH Mohon Tunggu... Guru - SSM

Menyenangi Kata Kesepian dan Gaduh

Selanjutnya

Tutup

Humor Pilihan

Suzzanna, Engkong dan Haut

29 Juli 2023   07:53 Diperbarui: 29 Juli 2023   07:58 556
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Udara pengap semakin dirasa tak sedap. Awan urung mendekap hujan. Kucing belang lari lintang pukang.

Engkong maju selangkah. Haut berdiri tak mau kalah. Golok She Tan terhunus. Pedang Kebalawan siap ambil jurus.

***

Baca juga: Engkong Melenyap

Sekonyong-konyong berhenti angkot di mulut Gang Sapi, tepat depan pos ronda. Suara angkot yang meletup-letup serupa genderang perang penyemangat palagan. Rupanya mpok Uya yang turun dari angkot.

"Eh, Haut dan Engkong ngapain hanya berdua di pos ronda?. Pada kemana yang lain?" Tanya mpok Uya saat kedua kakinya mendarat di tanah Gang Sapi. Gang legendaris Djakarta punya. Satu-satunya.

Haut dan Engkong terdiam sepuluh juta bahasa. Mulut kelu. Lidah seakan ngilu.

"Nggak ngapa-ngapain mpok Ana." Haut memberanikan diri buka suara. Sembari menenggelamkan Pedang Kebalawan ke sarungnya.

"Ana, Ana!. Emangnya saya Suzzanna, hah?!"

"Mpok Uya emang mirip Suzzanna. Apalagi dengan rambut terjurai sepunggung. Hitam lebat mewangi. Emmm..." Engkong menimpali. Tak mau kalah dengan Haut menilai sosok mpok Uya.

"Emmm... Apa Engkong?. Hayo ngomong yang jelas!" Semprot mpok Uya sambil mendelik lebar-lebar.

"Ahhh, semakin mirip Suzzanna." Gumam Engkong dalam hati.

Haut yang masih berdiri di samping kanan Engkong melotot ke arah Engkong.

"Ngapain lu mendelik juga, hah!" Sembur Engkong ke Haut. Wajah Engkong merah membara. Semerah hatinya yang masih menahan amarah nan tak kunjung reda.

"Ehhh... Sudah!. Masak masih demen gelut. Ihhh..."

***

Cekatan mpok Uya mengeluarkan dua kotak oleh-oleh dari semacam tas belanja. Rupanya oleh-oleh berupa Serabi Notosuman dan Pukis Badran.

"Mending nikmati buah tangan ini. Rasanya enak dan lembut. Cocok buat Engkong dan Haut. Daripada gelut dan gelut lagi."

Mpok Uya segera ngeloyor pulang. Meninggalkan Engkong dan Haut yang mulai kehilangan kontrol air liurnya.

Haut bergegas ingin membuka kotak oleh-oleh.

"Eits, yang lebih tua dulu!. Jangan main serobot!" Tangkas Engkong merentangkan tangan. Mencegah tangan Haut yang hampir menyentuh kotak oleh-oleh.

"Kita khan seumuran. Lagian aku kagak tahu umur kau sebenarnya."

"Halah!"

***

Ibud yang paling dekat rumahnya dengan pos ronda, masih meneropong tingkah Engkong dan Haut. Melihat Engkong dan Haut pulang, Ibud bergegas ke pos ronda.

Sesampainya di pos ronda, Ibud melihat dua kotak oleh-oleh masih tergeletak seakan tak terjamah. Segera Ibud menelepon penghuni pos ronda yang sempat ngibrit saat Engkong dan Haut bersitegang hendak gelut.

"Tuh, ada kotak oleh-oleh." Ujar Ibud sembari menunjuk ke dua kotak yang teronggok menggiurkan.

"Wah, siapa yang punya ya?" Tanya Inot kegirangan.

"Sepertinya tadi mpok Uya yang meletakkannya. Tuh ada tulisannya Serabi Notosuman." Seru Ibud bersemangat.

Iwur dan Ardni serempak mengambil dan membuka kotak. Tetapi wajah mereka menampak sangat kecewa.

"Kagak ada isinya!" Seru Iwur.

"Hhhhh!. Pasti isinya sudah dibawa pulang Haut dan Engkong." Sahut Idur. Dipilinnya dengan gemas kumis kanannya nan klimis.

"Hmmm, pantas tadi Haut dan Engkong terburu-buru pulang. Emang payah itu orang!" Ibud menimpali. Matanya yang semula putih bening, berubah merah putih menyala.

Penghuni pos ronda segera duduk pasrah berjejer. Persis serombongan Bondol Haji yang kelaparan sedang bertengger di punggung kabel listrik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun