Strategi belajar environmental learning (pendekatan lingkungan) menjadi salah satu cara mengembangkan potensi dan minat belajar peserta didik yang beragam.
Environmental learning menjadi bagian dari landasan implementasi pembelajaran berdiferensiasi. Baik diferensiasi konten, proses, dan produk.
Kelebihan environmental learning (Hamzah, 2012) salah satunya mengarahkan peserta didik ke dunia konkret, sehingga peserta didik tidak menghayalkan materi. Siswa mendapatkan pengetahuan dan pemahaman dengan cara mengamati lingkungan sekitar dan berkolaborasi dalam kelompok.
Guru sebagai pendesain, fasilitator, dan evaluator pembelajaran sebatas menghubungkan materi dengan lingkungan nyata di sekitar siswa. Sebagai subyek belajar, siswalah yang menentukan konten, proses, dan produk belajar.
Capaian Pembelajaran (CP) di Tema (pada Kurikulum Merdeka) ditetapkan oleh pemerintah sebagai acuan pengembangan kompetensi siswa. Selanjutnya CP disusun satuan pendidikan/guru dalam Tujuan Pembelajaran (TP) sedapat mungkin disesuaikan dengan lingkungan. Sehingga pembelajaran lebih bermakna dan nyata adanya.
Penerapan environmental learning yang selaras dengan pembelajaran berdiferensiasi contohnya pada Pelajaran IPS Kelas VII, Tema "Potensi Ekonomi Lingkungan".
Guru memfasilitasi pembelajaran dengan mengangkat Sub Tema "Aktivitas Kewirausahaan di Masyarakat Sukapura".
Tujuan Pembelajaran (yang dirancang oleh guru) pada Sub Tema "Kewirausahaan di Masyarakat Sukapura" di antaranya: (1) mengidentifikasi aktivitas kewirausahaan dalam bentuk produk dan jasa di masyarakat; (2) menganalisis tantangan dan peluang kewirausahaan di masyarakat; dan (3) menemukan solusi atau ide kreatif terhadap tantangan kewirausahaan di masyarakat.
Langkah-langkah proses pembelajaran berdiferensiasi saat murid melakukan environmental learning sebagai berikut:
Pertama, guru menjelaskan dan tanya jawab interaktif konsep kewirausahaan serta mengaitkannya dengan lingkungan sekitar Sukapura.
Proses ini dapat dilakukan dengan memanfaatkan fasilitas multimedia di kelas lewat google streetview atau media lainnya.
Kedua, murid membentuk kelompok dan menentukan konten.