Pada kasus tulang terbelah (bukan patah), pemasangan pen mutlak dilakukan secara medis agar tulang kembali rapat dan pulih (menyatu) seperti semula.
Atas dasar pemikiran logis di atas, aku putuskan menjalani operasi dan pemasangan pen. Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Pengasih, tiga hari setelah pemasangan pen (berupa pelat dan baut) bengkak hilang dan rasa sakit yang amat sangat berangsur menghilang.
Sepuluh bulan aku menjalani terapi untuk bisa berjalan normal kembali. Setelah sepuluh bulan, dokter menyarankan mengambil pelat dan baut lewat operasi. Tindakan operasi kedua dan pemulihan berjalan lebih cepat. Hingga aku dapat beraktifitas kembali, berani olahraga lari dan mengendarai sepeda motor lagi.
Wasana Kata
Kecelakaan (bukan hanya di jalan raya dan mengendarai kendaraan) yang mengakibatkan tulang retak, patah dan atau terbelah bisa disembuhkan. Penyembuhan bisa dilakukan lewat pengobatan medis dan alternatif.
Dokter ahli tulang paham betul dengan dinamika masyarakat dan perkembangan pengobatan alternatif. Sehingga menyerahkan keputusan untuk berobat secara medis ataukah alternatif kepada pasien. Tentu dokter ahli menjelaskan terlebih dahulu resiko-resiko yang akan terjadi nantinya.
Peristiwa yang mengakibatkan nasib sial pada seseorang jelas bisa terjadi dan tidak bisa dihindari. Terpenting, bagaimana menyikapi secara tepat pengobatan dan tepat harapan.
Saran yang bisa penulis sampaikan, langkah awal sebaiknya lakukan tindakan rontgen dan konsultasi dokter ahli tulang saat mengalami kecelakaan yang berakibat pada cedera tulang. Sehingga dapat diketahui jenis cedera dan tindakan tepat yang akan dilakukan nantinya. Termasuk apakah lewat jalur medis ataukah pengobatan alternatif yang kesemuanya pasti ada resiko kelebihan dan kekurangannya. Â Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H