Mohon tunggu...
ARIF R. SALEH
ARIF R. SALEH Mohon Tunggu... Guru - SSM

Menyenangi Kata Kesepian dan Gaduh

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Adakah Cara Memberikan PR yang Menyenangkan Anak?

28 Oktober 2022   12:49 Diperbarui: 3 November 2022   13:40 1183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi anak terbebani pekerjaan rumah. Sumber: Maki on pixabay.com

Pekerjaan Rumah (PR) entah sejak kapan ada di dunia pendidikan. Dunia anak yang mengedepankan pendidikan dan pengajaran dalam tuntunan guru untuk bekal masa depan yang lebih baik.

Keterbatasan waktu menjadi alasan bagi guru untuk memberikan PR. Apalagi di masa pandemi, Belajar dari Rumah (BDR) seakan identik dengan pekerjaan rumah. Pekerjaan yang menyita waktu orang tua untuk mendampingi anak-anaknya belajar, khususnya di Sekolah Dasar (SD) Kelas 1-4.

Lantas, apakah pemberian PR membebani anak dan orang tua? Tentu jawabannya sangat beragam. Mengingat PR yang diberikan guru juga merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari layanan pendidikan yang didasari keterbatasan alokasi waktu. Termasuk tuntutan ketuntasan belajar anak di sekolah berdasarkan model mastery learning.

Pekerjaan rumah yang diberikan guru kepada anak akan menjadi beban jika guru kurang memperhatikan perbedaan kebutuhan siswa. Bahkan guru cenderung memberikan PR yang membebani dan menyita waktu anak di rumah seperti menyalin isi buku beberapa halaman, mengerjakan Lembar Kerja Siswa (LKS) berupa 10 soal uraian atau bentuk PR lainnya yang memberatkan anak.

Lantas, adakah pekerjaan rumah (PR) yang menyenangkan anak? Tentu ada dan sangat bergantung pada cara guru mendesain PR sesuai dengan jenjang kelas dan kebutuhan anak. 

Terpenting, PR jangan sampai membebani anak dan orang tua. Merampas waktu kebersamaan anak dengan keluarga, merenggut jatah waktu bermain anak di rumah dan lingkungannya sebagai media sosialisasi.

Berikut 3 Cara Memberikan PR yang Menyenangkan Anak:

Pertama, desain PR sesuai usia dan atau jenjang kelas anak. Langkah awal mendesain PR sesuai usia dan atau jenjang kelas anak menuntut guru untuk memahami minat anak kelas rendah di Sekolah Dasar (SD) maupun jenjang lainnya.

Anak jenjang SD Kelas 1-4 tentu memiliki kebutuhan belajar yang berbeda dengan anak usia SMP dan SMA. Guru bisa memberikan PR dalam bentuk menggambar sederhana, menyanyikan lagu anak yang pendek naskah lagunya, atau dalam bentuk lain yang menyenangkan anak.

Untuk anak jenjang SMP dan SMA bisa dengan proyek sederhana semisal kunjungan ke UMKM di sekitar lingkungan sesuai rubrik proyek yang dipersyaratkan. Membuat video pendek tentang kehidupan alam sekitar dan atau bentuk lain yang sederhana dan mudah dilakukan sesuai jenjang dan usia anak.

Kedua, desain PR dalam berbagai bentuk produk sesuai minat anak. Setiap anak memiliki potensi yang berbeda. Ada anak yang senang menulis, menggambar, merancang bentuk, dan lainnya. Guru bisa memberikan PR sesuai minat dan potensi anak.

Caranya, bebaskan anak untuk menentukan sendiri produk PR yang akan mereka selesaikan pada tema dan atau tujuan pembelajaran yang sudah ditetapkan. 

Di jenjang SD, anak yang senang menulis bisa diberikan PR mengarang sederhana atau membuat puisi sederhana.

Anak yang suka menggambar bisa diberikan tugas menggambar sesuai tema. Untuk anak yang senang rancang bangun, PR bisa dibuat produk tempel gambar atau benda yang divariasikan dengan sedikit keterangan sesuai tema.

Jenjang SMP dan SMA jelas potensi anak mudah diidentifikasi dengan guru melakukan observasi minat dan potensi siswa yang beragam. Siswa yang memiliki gaya belajar auditori (senang mendengarkan) bisa diberikan produk PR dalam bentuk rekaman audio semisal podcast.

Ilustrasi anak terbebani pekerjaan rumah. Sumber: Maki on pixabay.com
Ilustrasi anak terbebani pekerjaan rumah. Sumber: Maki on pixabay.com

Demikian juga siswa yang senang rancang bangun (cenderung kinestetik atau banyak bergerak) bisa dalam bentuk produk mading 3 dimensi dan bentuk lainnya yang memfasilitasi kemampuan serba gerak siswa kinestetik.

Siswa visual, produk PR dapat berupa video pendek, poster interaktif dan lainnya. Kesemuanya sangat memungkinkan dirancang dengan memanfaatkan media online semacam padlet, canva, capcut, tiktok dan atau aplikasi lainnya.

Ketiga, nilailah PR anak dan berikan reward. Pekerjaan apapun akan lebih bermakna dan menyenangkan anak untuk diselesaikan jika ada penghargaan dari capaian tugas tersebut. Anak akan senang mengerjakan PR jika PR mereka dikoreksi, dinilai, dan diberikan reward oleh guru.

Reward bisa dalam bentuk kata dan simbol. Biasakanlah dalam menilai produk PR siswa disertai catatan semisal “Karyamu Hebat”, “Bagus Sekali Ragam Tempelnya”. Untuk produk yang memanfaatkan aplikasi teknologi, guru bisa menyematkan emoji ataupun stiker seperti “Jempol”, “Hebat”, “Luar Biasa” dan lainnya.     

Wasana Kata

Pekerjaan rumah (PR) mungkin sangat bergantung pada kebutuhan pembelajaran anak dan guru. Andaipun guru terpaksa memberikan PR, maka rancanglah PR yang dapat menyenangkan anak dan tidak membebani orang tua.

Minat dan potensi anak harus diperhatikan guru dalam memberikan PR. Guru juga dituntut harus menyiapkan rubrik PR yang beragam sesuai usia, minat dan potensi siswa.

Kemampuan mendesain PR yang memfasilitasi kebutuhan siswa yang beragam harus dikuasai guru. Jangan lupa nilailah dan berikan reward terhadap produk PR anak. Kesemuanya diharapkan agar siswa termotivasi dan senang menyelesaikan tugas PR yang diberikan. Semoga.     

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun