Pengemudi sepeda motor sama sekali tidak menyadari peristiwa menghilangnya perempuan cantik. Juga tidak menyadari temannya yang pingsan dan terjatuh di sekitar jalur Hutan Gumitir.
Sesampainya di Kalibaru, pengemudi baru menyadari dan segera meminta pertolongan ke orang-orang yang ditemuinya. Bersama beberapa orang, teman yang pingsan ditemukan tergeletak di pinggir jalan kawasan jalur Hutan Gumitir. Baru sadar setelah dirawat beberapa hari di rumahnya.
Ketiga, bau busuk bangkai yang menyengat. Cerita yang langsung dialami ayah (almarhum) penulis. Saat ingin memasuki jalur Hutan Gumitir sekitar jam 9 malam dari arah Jember, tiba-tiba bau busuk bangkai yang menyengat begitu menguar.
Alhasil, langsung menghentikan laju sepeda motor. Menunggu kedatangan rombongan kendaraan yang searah. Saat ada beberapa kendaraan bis dan truk dari arah Jember, barulah mengambil posisi terdepan menerobos jalur Hutan Gumitir.
Keempat, tangan menyembul dari kuburan. Cerita ini sempat berkembang saat terjadi "Peristiwa Petrus". Penembakan misterius terhadap residivis zaman Orde Baru.
Kawasan Hutan Gumitir yang sepi memang dijadikan salah satu tempat pembuangan mayat korban "Petrus". Oleh masyarakat sekitar yang menemukan langsung dikubur di tempat penemuan mayat.
Cerita sempat berkembang di masyarakat, ada beberapa orang yang melihat tangan menyembul di kuburan "Korban Petrus". Namun sayang, bukti kuburan hingga saat ini tidak ditemukan.
Pengalaman Penulis Melintas di Malam Hari
Penulis beberapa kali melewati jalur Hutan Gumitir di malam hari. Paling sering saat mudik lebaran dari Kota Probolinggo ke Glenmore di Banyuwangi.
Jalur Hutan Gumitir di malam hari memang gelap. Maklumlah, namanya juga hutan. Jalan naik dan turun dengan banyak kelokan tajam membutuhkan keahlian dan nyali saat mengemudi.
Saat kuliah, pernah bersepeda motor melewati jalur Hutan Gumitir dengan teman yang bernama "Deni". Penulis masih ingat, saat itu sekitar tahun 1998.