***
Bisnis online Tante Lusi menjadi harapan cerah bagi Marfuah. Selama ini kehidupannya hanya berkutat di pesantren sebelum dilamar Gibran. Setelah menjadi Nyonya Gibran, praktis hidup Marfuah hanya berkutat di rumah mertua yang besar dan cukup megah di desa.
Marfuah diperlakukan seibarat ratu oleh Gibran dan mertuanya. Bahkan tidak diperbolehkan bekerja walaupun sebatas pekerjaan dapur. Praktis Marfuah mengalami hidup kontradiktif selama di pondok dan sekarang menjadi Nyonya Gibran.
Tetapi, dalam hati kecil Marfuah seakan ada yang hilang dari kehidupannya. Hanya sebatas membesarkan dua anak yang sangat disayangi pada akhirnya juga menimbulkan rasa jenuh.
Sewaktu menemani si bungsu di kamar tidur, smartphone Marfuah bordering,"Tante Lusi? Selama tiga bulan ini kok tidak ada kabar?"
Marfuah berbincang dengan Tante Lusi lewat smartphone. Percakapan mereka tampaknya seputar bisnis online.
"Baik, besok aku ke rumah Tante Lusi."
***
Tiga bulan tiada kabar mengenai bisnis online Tante Lusi, membuat Marfuah tidak enak hati pada Gibran. Meskipun Marfuah paham perlakuan Gibran padanya. Gibran bahkan tidak pernah sekalipun mengungkit perihal uang 500 juta rupiah yang diinvestasikan ke bisnis online Tante Lusi.
Sesampainya di rumah Tante Lusi, suasana tampak sepi. Hanya ada Tante Lusi dan dua orang pria tak dikenal yang bertubuh gempal.
"Duduklah, Marfuah."