Mohon tunggu...
ARIF R. SALEH
ARIF R. SALEH Mohon Tunggu... Guru - SSM

Menyenangi Kata Kesepian dan Gaduh

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Bunuh Diri dan 2 Nikmat Tuhan yang Dilupakan Manusia

10 April 2022   14:03 Diperbarui: 10 April 2022   18:18 4636
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi bunuh diri dengan cara gantung diri. Sumber: CDD20 on pixabay.com

Seorang warga ditemukan tewas gantung diri setelah gagal dalam pemilihan kepala desa. Begitu juga seorang remaja, tewas gantung diri setelah gagal diterima saat mendaftarkan diri menjadi tentara.

Beberapa pejabat dan atau mantan pejabat juga melakukan bunuh diri. Diantaranya Roh Moo-hyun (mantan Presiden Korsel), Jenderal Angelo Reyes (mantan Menhan Filipina), dan Adrian Nastase (mantan PM Rumania). Bunuh diri mereka diindikasikan terjerat korupsi. (lihat sumber)

Bunuh diri (Suicide dalam bahasa Inggris) terpola dalam suicidal thought, yaitu pikiran seseorang tentang bagaimana untuk membunuh dirinya sendiri berupa rencana rinci ataupun pertimbangan sekilas.

Kasus bunuh diri mulai mendapat perhatian serius, mengingat kematian akibat bunuh diri menurut data WHO (World Health Organization) hampir mendekati 800.000 jiwa. Artinya, terdapat 1 kasus kematian dalam 40 detik yang diakibatkan bunuh diri. (lihat sumber)

Banyak nasihat yang intinya menegaskan bahwa hidup manusia di dunia adalah untuk menjalani ujian. Penekanannya bahwa ujian dibutuhkan untuk menentukan kadar keimanan dan ketakwaan manusia kepada Tuhan Sang Maha Pencipta.

Semakin tinggi derajat kebaikan dan kebahagiaan yang diberikan Tuhan kepada sebagian manusia, sebenarnya merupakan ujian lebih berat bagi makhluk ciptaannya yang mulia ini.

Contoh nyata, kursi pejabat sebetulnya adalah amanah yang harus diimbangi dengan kekuatan iman dan takwa. Mengapa? Karena pengaruh seputar harta, tahta, dan wanita/laki-laki jelas semakin kuat menggoda.

Sudah banyak pejabat yang tidak tahan godaan syahwat. Sudah banyak pejabat yang tidak kuat menahan godaan menumpuk harta. Sudah banyak pejabat jatuh terjerembab disebab mempertahankan kekuasaan yang diamanahkan dengan berbagai cara.

Pada akhirnya, kebaikan dan kebahagiaan telah dicabut oleh Tuhan Yang Maha Pemurah. Penjara dan penilain negatif masyarakat sangat lekat dengan sisa hidupnya.

Sebaliknya, makhluk ciptaan Tuhan berusaha keras untuk mewujudkan kebaikan dan kebahagiaan hidup di dunia. Tak terkecuali makhluk bernama manusia.

Sebagai makhluk yang paling mulia di dunia, manusia menggunakan akalnya untuk menaikkan derajat hidup yang lebih baik. Sebab dengan derajat yang lebih baik, kebahagiaan mampu dirasakan sebagai wujud ikhtiar.

Akan tetapi, tidak sedikit manusia yang "hilang akal" dan "hilang harapan" mengorbankan dirinya untuk mengakhiri kegetiran hidup dengan bunuh diri.

Beberapa orang terkenal yang terjerumus dalam godaan gemerlap dunia mengakhiri hidup dengan bunuh diri. Demikian juga sebagian orang yang gagal mewujudkan cita-citanya tak segan mengakhiri hidup juga dengan bunuh diri. Padahal harta dan tahta tidak akan pernah dibawa mati.

Mereka telah lupa terhadap banyak nikmat Tuhan yang sudah diberikan. Terlampau jauh "merasakan" kegetiran hidup untuk dilahirkan ke dunia. Padahal, nikmat Tuhan tiada terhingga dan patut disyukuri sebagai karunia kasih sayang dalam genggaman penciptaan-Nya.

Lantas apa saja nikmat Tuhan yang mudah dan sering dilupakan oleh makhluk ciptaan-Nya khususnya manusia sebagai makhluk yang paling mulia di dunia? Berikut 2 nikmat yang sering dilupakan manusia:

Pertama, Nikmat Kesempurnaan Penciptaan. 

Coba rasakan kesempurnaan penciptaan manusia dari ujung rambut hingga ujung kaki. Jelas tidak ada yang cacat dan sungguh sempurna diciptakan dan ditempatkan oleh Tuhan.

Rambut sebagai mahkota fungsinya menambah anggun penampilan manusia. Bayangkan seandainya manusia diciptakan tanpa rambut. Tentu ada hal yang kurang indah dari mahkota makhluk yang bernama manusia.

Dua mata dengan alis dan bulu mata, sudah diatur sedemikian rupa. Bayangkan jika manusia hanya diciptakan dengan satu mata. Atau letak mata ditukar dengan hidung. Terasa aneh dan bahkan dinilai sebagai makhluk yang ganjil.

Turun lagi ke hidung dan mulut. Letaknya maha sempurna. Andai hidung manusia menghadap ke atas, bisa jadi fungsi hidung merupakan tadah air hujan. Bayangkan juga jika mulut tata letaknya vertikal. Entah apa yang kita bayangkan.

Kepala manusia dan bagiannya saja sudah menunjukkan nikmat kesempurnaan ciptaan Tuhan yang tiada terkira. Sesuatu yang seharusnya disyukuri dan tidak menjadi sebab alasan kegagalan ujian hidup dengan jalan bunuh diri.

Kedua, Nikmat Sehat.

Nikmat Tuhan mana lagi yang sering manusia dustakan hingga mengakhiri kegetiran hidup dengan bunuh diri? Tentu jawabannya nikmat sehat. Tetapi, nikmat sehat seakan tidak tampak nyata manakala manusia belum merasakan sakit dan bahkan belum merasakan sakit parah.

Contoh sakit gigi. Serasa tidak ada lagi kenikmatan makan dan minum yang dapat dirasakan. Belum lagi bengkak yang ditimbulkan begitu menyiksa. Bersyukur menjalani hidup dengan permasalahannya, karena sakit yang diderita masih dapat disembuhkan.

Orang yang sakit stroke terlihat lemah. Begitu lemah, sehingga hidupnya harus dibantu oleh orang lain dalam melakukan aktivitas keseharian. Praktis sisa hidup bergantung ke orang-orang yang masih mempunyai kepedulian.

Progeria atau yang juga dikenal dengan istilah sindrom Hutchinson-Gilford adalah kondisi kelainan genetik progresif yang cukup langka. Penyakit langka yang diderita mulai usia anak.

Anak yang mengalami progeria memiliki gejala rambut rontok, wajah menjadi lancip, hingga kepala lebih besar dari badan. Progeria menyebabkan kehilangan pendengaran, kerapuhan tulang dan kelainan sendi, hingga dislokasi panggul. Sungguh penderitaan hidup yang sesungguhnya tidak ingin dialami manusia manapun. (lihat sumber)

Baca Juga : Yusuf Mansur Pernah Bangkrut

Wasana Kata

Kemampuan manusia ada batasnya. Kebahagiaan dan pencapaian derajat hidup ada takarannya. Masing-masing sudah ditakdirkan untuk keseimbangan hidup di dunia. Saling mengisi kekurangan dan kelebihan dari Sang Pencipta.

Jikapun keinginan untuk mengubah nasib dan meningkatkan derajat kehidupan sudah pada ambang batas tertinggi, jangan paksa diri untuk lebih jauh mencapainya dengan menghalalkan segala cara.

Semua ada sebab dan akibat. Syukuri nikmat Tuhan yang ada. Nikmat kesempurnaan penciptaan dan kesehatan jelas tiada bandingnya. Patut dijadikan sandaran untuk tidak mengejar cita-cita di luar batas kemampuan. Hingga berujung bunuh diri karena gagal mewujudkan pencapaian derajat hidup.

Tuhan memberikan akal kepada manusia dalam penciptaan agar manusia mampu berpikir sehat. Banyak jalan mencapai kebahagiaan dan tidak hanya terbatas pada pemenuhan harta dan tahta yang selangit.

Hidup sehat. Jiwa dan raga sempurna. Harta dan tahta sesuai takaran. Pasangan hidup dan karunia anggota keluarga begitu berwarna menemani bahtera hidup di dunia.

Semoga selalu sehat dan bahagia. Selamat dan bahagia dunia akhirat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun