Kedua, Nikmat Sehat.
Nikmat Tuhan mana lagi yang sering manusia dustakan hingga mengakhiri kegetiran hidup dengan bunuh diri? Tentu jawabannya nikmat sehat. Tetapi, nikmat sehat seakan tidak tampak nyata manakala manusia belum merasakan sakit dan bahkan belum merasakan sakit parah.
Contoh sakit gigi. Serasa tidak ada lagi kenikmatan makan dan minum yang dapat dirasakan. Belum lagi bengkak yang ditimbulkan begitu menyiksa. Bersyukur menjalani hidup dengan permasalahannya, karena sakit yang diderita masih dapat disembuhkan.
Orang yang sakit stroke terlihat lemah. Begitu lemah, sehingga hidupnya harus dibantu oleh orang lain dalam melakukan aktivitas keseharian. Praktis sisa hidup bergantung ke orang-orang yang masih mempunyai kepedulian.
Progeria atau yang juga dikenal dengan istilah sindrom Hutchinson-Gilford adalah kondisi kelainan genetik progresif yang cukup langka. Penyakit langka yang diderita mulai usia anak.
Anak yang mengalami progeria memiliki gejala rambut rontok, wajah menjadi lancip, hingga kepala lebih besar dari badan. Progeria menyebabkan kehilangan pendengaran, kerapuhan tulang dan kelainan sendi, hingga dislokasi panggul. Sungguh penderitaan hidup yang sesungguhnya tidak ingin dialami manusia manapun. (lihat sumber)
Baca Juga : Yusuf Mansur Pernah Bangkrut
Wasana Kata
Kemampuan manusia ada batasnya. Kebahagiaan dan pencapaian derajat hidup ada takarannya. Masing-masing sudah ditakdirkan untuk keseimbangan hidup di dunia. Saling mengisi kekurangan dan kelebihan dari Sang Pencipta.
Jikapun keinginan untuk mengubah nasib dan meningkatkan derajat kehidupan sudah pada ambang batas tertinggi, jangan paksa diri untuk lebih jauh mencapainya dengan menghalalkan segala cara.
Semua ada sebab dan akibat. Syukuri nikmat Tuhan yang ada. Nikmat kesempurnaan penciptaan dan kesehatan jelas tiada bandingnya. Patut dijadikan sandaran untuk tidak mengejar cita-cita di luar batas kemampuan. Hingga berujung bunuh diri karena gagal mewujudkan pencapaian derajat hidup.
Tuhan memberikan akal kepada manusia dalam penciptaan agar manusia mampu berpikir sehat. Banyak jalan mencapai kebahagiaan dan tidak hanya terbatas pada pemenuhan harta dan tahta yang selangit.
Hidup sehat. Jiwa dan raga sempurna. Harta dan tahta sesuai takaran. Pasangan hidup dan karunia anggota keluarga begitu berwarna menemani bahtera hidup di dunia.