Mohon tunggu...
ARHIEF ER. SHALEH
ARHIEF ER. SHALEH Mohon Tunggu... Guru - SSM

Menyenangi Sepi dan Gaduh

Selanjutnya

Tutup

Humor Pilihan

Mudik Lebaran Jijay dan Sakit Gigi Engkong

31 Maret 2022   05:01 Diperbarui: 31 Maret 2022   05:03 612
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: wiggijo on pixabay.com

Ahaaa, menjelang sore hujan deras mulai reda di sebagian wilayah Jakarta. Angin semilir menambah sejuk udara. Pos ronda Gang Sapi nan legendaris tak lagi sepi dari senda gurau para penghuninya.

Kicau burung-burung emprit menambah seru suasana. Beterbangan dari pohon ke pohon glodokan tiang yang berjejer rapi sepanjang jalan. Pepohonan tegak ideal serupa tentara nan khidmat mengikuti upacara kemiliteran.

Begitupun nyanyian kodok dan suara mengeong kucing-kucing yang sedang kasmaran. Menambah riuh rendah suara-suara alam nan kembali tersenyum menyapa.

***

"Hiks." Jijay tetiba bersuara aneh dan lirih. Aneh sebab alam sedang bersenandung gembira, Jijay justru menelurkan suara duka yang tersendat.

"Kenapa, Jay? Kamu terlihat sedih." Ibud menyahut sekenanya sembari menelisik muka Jijay nan seakan lempai.

"Bukan sedih. Aku terhura." Singkat Jijay menimpali.

Ibud, Inot, dan Idur mengernyitkan dahi. Sedangkan Iwur dan Ardni asyik bermain dengan gawainya, cuek bebek pada keadaan yang menimpa si Jijay.

"Maksudmu terharu karena bahagia, Jay?" Tanya Idur menebak sembari memperdalam kernyitan dahinya. Membentuk padanan garis-garis bukit dan ngarai yang putus nyambung sekenanya. 

"Ya iyalah. Masak kagak ngerti bahasa anak zaman now!" Jawab Jijay mantap.

"Kenapa sampai terharu bin terhura, Jay?"

"Lebaran kali ini kayaknya bisa mudik. Meskipun ada syarat sudah vaksin booster segala. Jelas aku terhura."

"Emangnya kamu sudah vaksin booster?"

"Ya sudahlah. Apa kata dunia kalau belum vaksin booster."

"Dunia kagak lagi rame ngomongin vaksin booster, Jay. Sudah alih isu Perang Rusia-Ukraina yang tak kunjung usai."

"Tesrehah, Dur."

"Tesrehah...tesrehah. Terserah!" Idur sontak menimpali perkataan sekenanya Jijay. Tak lupa ceplesan agak menohok mendarat di bahu kiri Jijay.

Seketika gelak tawa menggema di pos ronda. Mengagetkan ratusan emprit di rimbun daun pohon glodokan tiang. Beterbangan berputar tak tentu arah.

***

"Eh, Haut kemana ya?. Mulai seharian kemarin kagak keliatan bayangannya." Inot bertanya.

"Sepanjang pengetahuanku dari sudut pos ronda ini sampai di kandang Engkong sono, bukan hanya kemarin. Tetapi, sudah empat hari kagak keliatan di rumahnye!" Ibud menegaskan.

Ardni menghentikan keasyikannya bermain gawai dan segera menyahut,"Dari selentingan Mpok-Mpok saat tadi ngegosipin berita seputar minyak goreng di rumah Mpok Uya dan berlanjut di rumah Mpok Ira, katanya si Haut lagi pentas musikalisasi puisi."

"Wah, dapat job besar. Pasti angpaonya gede jugak." Idur menimpali.

"Eh, ngomong-ngomong. Engkong juga kagak keliatan mulai kemarin." Iwur gantian melontarkan pernyataan berbalut selipan pertanyaan.

Karuan pasukan Gang Sapi kompak melirik Jijay.

"Engkong lagi sakit gigi. Daripada sangking sakitnya, katanya sampai-sampai mau dicabut tuh giginya pakai tang."

"Bih, mending ikat gigi Engkong pakai benang kasur." Ibud menimpali.

"Lalu?" Tanya Ardni penasaran.

"Ikat aja ke bak truk. Nah... saat truk melaju, gigi Engkong yang sakit akan ketarik dan lepas dengan segera. Praktis dan nir biaya, ya khan?"

Mendengar penjelasan Ibud, kembali pasukan Gang Sapi tertawa lepas.

***

"Sebentar. Kalian percaya dengan sakit giginya Engkong?" Jijay memecah tawa dengan pertanyaan tak terduga.

Suasana kembali hening. Sehening area kuburan. Kodok yang ngumpet di tumpukan bata merah samping pos ronda ikut nguping. Kucing jantan yang berusaha mengejar betinanya tetiba berhenti.

"Begini saudara-saudara. Kalau Engkong sudah menyatakan sakit gigi, biasanya akan datang Mas Karso untuk menagih hutang. Paham khan maksudnya?" Tegas Jijay jelas.

Kembali tawa terdengar lebih gegap gempita di pos ronda. Kodok terpingkal-pingkal. Kucing jantanpun ngakak terguling-guling.  

"Jayyy!" Dari kejauhan pojok Gang Sapi, tiba-tiba Engkong berteriak lantang. Terdengar jelas dan keras.

"Ya Engkonggg?!"

"Pulanggg!"

Jijay bergegas pulang. Menuju rumah Engkong.

Pasukan Gang Sapi di pos ronda saling lirik. Lantas terkekeh-kekeh. Terbukti sudah jawaban Jijay. Kagak mungkin orang yang sakit gigi mampu berteriak lantang seperti Engkong!.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun