Mohon tunggu...
ARIF R. SALEH
ARIF R. SALEH Mohon Tunggu... Guru - SSM

Menyenangi Kata Kesepian dan Gaduh

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Bright Gas Lebih Hemat dari Elpiji Nonsubsidi?

30 Desember 2021   10:39 Diperbarui: 30 Desember 2021   17:59 1607
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Petugas Pertamina yang tengah melakukan pengecekan tabung liquified petroleum gas (LPG). Sumber: Dok. Humas Pertamina/money.kompas.com.

Melejitnya harga kebutuhan pokok saat Nataru (Natal 2021 dan Tahun Baru 2022) tidak serta merta pemerintah mengerem laju harga kebutuhan rumah tangga lainnya.

Terbukti, rilis media dan informasi pertamina.com tertanggal 25 Desember 2021 telah melakukan penyesuaian harga untuk elpiji non subsidi.

Artinya, secara resmi mulai 25 Desember 2021 masyarakat pengguna elpiji non subsidi 12 kg harus merogoh kantong uang lebih.

Dikutip dari money.kompas.com, harga baru elpiji nonsubsidi dan bright gas 12 kg di pulau Jawa dan Bali yang semula berkisar  Rp 141.000/tabung menjadi Rp 163.000/tabung. Secara nominal ada kenaikan sebesar Rp 22.000.

Sedangkan harga elpiji subsidi 3 kg yang memang diperuntukkan untuk masyarakat kurang mampu harganya tetap atau tidak mengalami kenaikan.

Pertamina dan berbagai media arus utama mengungkapkan bahwa kenaikan harga elpiji non subsidi dipicu tren harga Contract Price Aramco (CPA) sebagai acuan harga LPG yang terus meningkat.

Berlakunya penyesuaian harga baru elpiji nonsubsidi juga untuk bright gas. Antara elpiji nonsubsidi dan bright gas bedanya hanya di kualitas tabung. Sedangkan isinya sama, yaitu C3 (propane) dan C4 (butane) yang dijual resmi pertamina sebagai bahan bakar.

Masyarakat berpenghasilan dari kalangan mampu (2 juta lebih menurut Badan Pusat Statistik), selayaknya dan secara moralitas harusnya menggunakan elpiji non subsidi. Bisa elpiji 12 kg. Bisa juga bright gas 5 kg atau 12 kg.

Masyarakat yang secara ekonomi sadar diri dan dikategorikan mampu, telah menggunakan elpiji nonsubsidi sejak 2007 saat program pemberian subsidi elpiji bagi masyarakat kurang mampu dan UMKM dicanangkan.

Perbandingan konsumsi elpiji nonsubsidi dengan bright gas yang sama berisi 12 kg memang ada perbedaan yang cukup bisa dirasakan.

Penulis sudah membuktikan, konsumsi untuk rumah tangga bright gas lebih hemat daripada elpiji nonsubsidi.

Saat menggunakan elpiji nonsubsidi, rata-rata konsumsi elpiji 12 kg hanya mencapai 2 bulan untuk kebutuhan memasak secara normal.

Sedangkan saat menggunakan bright gas 12 kg, konsumsi untuk kebutuhan rumah tangga secara normal dapat mencapai hampir 3 bulan.

Efisiensi bright gas dibanding elpiji untuk kebutuhan rumah tangga sangat dimungkinkan mengingat tabung bright gas dilengkapi dengan security seal cap atau penutup tabung yang lebih aman. Menggunakan teknologi double spindle dan karet pelindung.

Dikutip dari facebook.com/BrightGasIND, DSVS (Double Spindle Valve System) atau katup ganda pada tabung Bright Gas sangat berperan penting untuk Tabung LPG yang aman digunakan.

Dengan DSVS, jika salah satu valve atau katup rusak maka masih ada valve atau katup lainnya yang menjaga keseimbangan tekanan LPG di dalam tabung. Tabung yang memiliki DSVS ini menjadi 2 kali lebih aman.

Teknologi DSVS memungkinkan kebocoran gas elpiji lebih diminimalisir. Inilah yang membedakan segi efisiensi bright gas dengan elpiji nonsubsidi.

Intinya, jika ingin lebih hemat pengeluaran keuangan saat harga elpiji nonsubsidi naik, gunakanlah bright gas. Terbukti lebih irit konsumsinya dan lebih aman untuk kebutuhan memasak di rumah secara normal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun