“Ya ampunnn… Kau siapa, hah?!”
Pak Amin dibuat begitu kaget oleh makhluk di depannya. Sosok perempuan semampai bergaun serba putih. Rambutnya terjurai menutupi wajahnya yang terlihat menunduk.
“Aku, Surti!”
Singkat sosok perempuan menjawab. Lantas menyingkap rambutnya dan menatap tajam Pak Amin.
Mengetahui wajah di depannya, Pak Amin langsung berlari. Memanjat dan melompati pagar cukup tinggi yang mengelilingi rumah Bu Broto.
***
Di kamar utama, Bu Broto belum tertidur. Menghadap arah selatan. Matanya terpejam melukis kenangan saat bersama Pak Broto. Suami ketiga, sang juragan kopi yag telah menghadirkan Hendra, putra satu-satunya yang paling disayangi.
Bu Broto beralih menghadap utara. Tangannya mengelus bantal di sebelahnya, seakan Pak Broto hadir memberi senyum terindah.
Tetapi, keganjilan sangat dirasakan. Elusan di tangannya terasa bukan bantal, melainkan rambut yang panjang. Terjurai.
Saat itu juga, reflek Bu Broto segera bangun dan berdiri di sisi ranjang.
“Siapa kau, hah?!”