Mohon tunggu...
ARIF R. SALEH
ARIF R. SALEH Mohon Tunggu... Guru - SSM

Menyenangi Kata Kesepian dan Gaduh

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Berburu Beasiswa TID, Beasiswa Otomatis CPNS Guru

25 November 2021   17:20 Diperbarui: 26 November 2021   13:13 2197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dari strategi nguping didapatkan data seorang senior yang mendapatkan beasiswa. Kebetulan lagi sosok senior incaran ini berasal dari satu daerah asal dengan penulis. Tentu menjadi nilai tambah karena kedekatan secara emosional untuk mendapatkan info lebih detail.

Sesuai hasil dari strategi nguping, sosok incaran ini bernama Basuki. Bertemu di tempat favorit kebiasaan dia salat berjamaah di Masjid At-Taqwa.

Selepas salat Maghrib, sembari menunggu salat Isya merupakan kesempatan pedekate ke Mas Basuki.

Sosok Mas Basuki sangat supel dan familier. Dari dia didapat informasi Beasiswa TID merupakan beasiswa incaran banyak mahasiswa calon guru. Sebab dengan mendapatkan Beasiswa TID, sangat terbuka peluang untuk langsung diangkat CPNS Guru setelah lulus kuliah.

Bukan hanya itu, segala persyaratan mendapatkan Beasiswa TID seperti aktif di organisasi kemahasiswaan, IPK minimal 2,75 dijelaskan secara gamblang.

Bahkan lewat Mas Basuki pula, penulis diarahkan dan dibantu untuk memasuki organisasi kemahasiswaan intra dan ekstra kampus sebagai prasyarat mendapatkan Beasiswa TID.

Gayung bersambut, Semester V dapat aktif di Himpunan Mahasiswa Jurusan, lanjut ke UKM Jurnalistik, dan Dewan Perwakilan Mahasiswa. Salah satu prasyarat non akademik lebih dari cukup untuk mendapat Beasiswa TID.

Syarat akademik juga terpenuhi. Dengan IPK di atas 3,00 sangat memungkinkan berkompetisi untuk mendapatkan beasiswa unggulan ini.

Peluang Datang di Semester VII

Mendapatkan beasiswa di zaman Orde Baru (Orba) tidak semudah di zaman reformasi. Butuh perjalanan panjang dan betul-betul uji nyali kesabaran dan kompetitif.

Zaman sekarang, belum kuliah sudah terbuka lebar untuk mendapatkan Beasiswa Bidik Misi dan Beasiswa Prestasi. Sedangkan zaman Orba dulu, harus menjalani kuliah lebih 2 tahun (Semester V) baru bisa mengajukan beasiswa.

Perbedaan nominal juga sangat jomplang. Zaman Orba nominal beasiswa berkisar 45.000 sampai dengan 65.000 rupiah/bulan. Cukuplah untuk tambahan bekal membeli mie keriting dan nasi kepal sebagai pengganjal perut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun