"Eeee, iyyaaa. Ya, betul."
"Babang Jack, Engkong biasa menyapa. Betulkah?" Tanya Iwur menginvasi.
"Eeee, kok tahu?"
"Ya, tahulah. Engkong pernah diskusi empat malam tentang menolak mati ketawa."
"Bukan hanya itu! Engkong pernah membabar petani loteng nan sadis dari sosok Babang Jack, benarkah?" Ibud tak kalah agresif menggunting bincang-bincang khas pos ronda.
"Eeee, boleh saya duduk?"
***
Yaelahhh... Yaelah! Pasukan Gang Sapi baru sadar. Menyandera tamu nan jauh dari Bengkulu dengan pertanyaan dan pertinyiin tiada ujung pangkal menuju lorong kegelapan.
"Silahkan. Maaf, sampai lupa mendudukkan." Sambung Inot yang bergegas merubah posisi, bersila.
"Kopi, Babang."
Cekatan Jijay menyodorkan secangkir persatuan kopi hitam hangat melihat Babang Jack kepayahan dan sering mengawali percakapan dengan huruf vokal "e".