"Kenapa, Sam?"
"Tidak apa-apa, Kang."
"Ingat! Jangan sampai ada rasa takut yang justru menghantuimu, paham!"
"Ya, Kang."
Ponimin dan Samuji meninggalkan pos ronda ke arah barat. Bergerak cepat menyeberangi jembatan bambu. Melewati jalan setapak tanpa sedikitpun penerangan. Sedang di kanan dan kiri jalan ditumbuhi rimbun semak belukar yang seakan-akan mengintai gerak keduanya.
***
Sampailah Ponimin dan Samuji di Kuburan Kali Tengah. Suara gemericik air sungai dan siulan daun-daun bambu menggubah lagu alam di malam Jum'at keramat.
"Kang."
"Apa?"
"Bau busuk bangkai."
Ponimin segera mengarahkan telunjuk tangan kanannya tegak lurus di bibir dingin Samuji. Lantas jongkok di depan gundukan kuburan berlubang. Bau busuk semakin menyengat.