Ibarat memutar kaleidoskop, rasanya sangat wajar teman baik ini sampai menderita sakit kanker paru-paru.
Sangat jelas, beberapa bulan belakangan ini sering batuk dan tidak sembuh. Bahkan pernah mengeluh, saat batuk beberapa kali ke luar dahak bercampur darah.
Sudah sering diingatkan kebiasaannya merokok seperti cerobong pabrik dapat menggangu kesehatan dan menjadi beban keluarga. Tetapi tetap bersikukuh, tidak mau berhenti.
Saat diingatkan sering membandingkan dengan beberapa warga yang meninggal dunia, tetapi bukan perokok.
Sering pula menyampaikan alibi, kalaupun ingin menghentikan perokok, "tutup total pabrik rokoknya". Keras kepala dan banyak akal rupanya.
Benarkah kebiasaan merokok penyumbang terbesar penderita penyakit paru-paru? Berikut kutipan dari id.wikipedia.org:
Merokok, khususnya sigaret, secara umum merupakan penyumbang utama kanker paru. Rokok sigaret mengandung lebih dari 60 jenis karsinogen, termasuk di antaranya radioisotop dari peluruhan sekuens radon, nitrosamin, dan benzopiren. Selain itu, nikotin menekan respons imun terhadap pertumbuhan kanker pada jaringan yang terpapar. Di seluruh negara maju, 90% dari kematian karena kanker paru pada laki-laki selama tahun 2000 disebabkan oleh merokok (70% untuk perempuan). Merokok bertanggung jawab terhadap 80--90% kasus kanker paru-paru.Â
Gejala dan Pengobatan Medis Kanker Paru-paru
Sudah banyak jurnal medis dan media kesehatan menyampaikan bahwa kanker paru-paru adalah kondisi ketika sel ganas (kanker) terbentuk di paru-paru dan banyak dialami oleh orang yang memiliki kebiasaan merokok.
Terdapat dua tipe kanker paru, yaitu small cell lung cancer (SCLC) dan non-small cell lung cancer (NSCLC).
Sekitar 10-15% kasus kanker paru merupakan tipe SCLC yang merupakan jenis kanker paru agresif yang berkembang secara cepat dan menyebar ke bagian tubuh lain. SCLC diketahui sangat berkaitan dengan efek samping merokok (Lihat Referensi: iccc.id).
Gejala awal kanker paru-paru tidak begitu tampak, bahkan sering tidak menimbulkan gejala pada tahap awal.