"Udah tadi nongkrongnya, Jay?"
"Udah."
"Engkong mana?"
"Biasa."
"Minggu gini masih meras susu sapi jantannya?"
"Ya, iyalah."
"Hebat! Tiada hari tanpa meras susu, hehehehahaha..."
Tawa Ardni menggelitik telinga Jijay. Tajam menusuk gendang telinga. Bahkan merasuk ke hati paling dalam. Memantik dan membakar ketenangan murid satu-satunya kesayangan si Engkong.
"Sial betul aku dan Engkong pagi ini. Dikagetin Haut dan diketawain Ardni." Gerutu Jijay dalam hati dalam kalimat cukup panjang.
Jijay kemudian melirik sesuatu yang nyantol di paku tiang pos ronda pojok barat belakang. Sesuatu yang dua hari ini dikenalnya. Sesuatu yang membuat Jijay tersenyum-senyum sendiri.
***
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!