Angin semilir dari timur meninggalkan keanehan di pos ronda Gang Sapi. Gang legendaris di Kota Djakartah.
Terasa sejuk. Bahkan sangat sejuk. Membuat si meong jantan berbulu kembang telon tertidur sangat pulas.
Si Jijay berusaha menggoda si meong. Di tarik-tariknya ekor kucing jantan milik Haut. Namun, si meong seakan tak terganggu. Lelap dibuai angin semilir nan sejuk.
Sangking kesalnya, Jijay menarik kencang telinga si meong ke atas. Alhasil, meong berteriak keras,"Waoooo!".
"Teruskan! Tarik terus telinga kucingku. Awas, kalau sampai putus!" Bentak Haut yang tiba-tiba muncul di belakang Jijay.
Jijay kaget. Gelagapan. Rasanya ingin marah, tetapi segera diurungkan. Percuma ngadepin Haut. Pastinya, Jijay kalah segalanya.
Lantas, Jijay hanya bisa cengar-cengir. Meskipun hatinya cukup dongkol dengan cara Haut membentak seenak udelnya.
Seakan tak pernah berbuat dosa pada si meong, Jijay bersandar santai di pembatas pos ronda. Menghadap arah barat dan membiarkan punggungnya menikmati tiupan angin sepoi-sepoi nan sejuk.
***
Ardni muncul dari arah timur. Lengkap dengan pakaian kebesaran sepeda gunung. Langsung nyeples pundak Jijay.