Dunia kenthir cukup buas memamah pikiran manusia di masa pandemi. Masa yang begitu luar binasa membolak-balikkan keadaan.
Lah, bagaimana tidak membolak-balikkan keadaan? Cita-cinta hidup khan seharusnya yang miskin bisa kaya. Khan gitu seharusnya hukum perputaran hidup di dunia.
Lha ini "sepertinya" tidak. Yang kaya semakin kaya. Yang miskin semakin miskin. Persis seperti lagu "ndangdhutnya" Oma Irama.
Kembali ke Gang Sapi. Tebar pesona Pak Ganjar Pranowo saat mendampingi Pak Jokowi di Klaten sampai pula di warga kenthir binaan Engkong.
Tahulah, kalau sampai berita nasional nangkring di telinga Haut, weee...bakalan rame pos ronda yang dikelilingi buah tomat.
"Wur! Sudah dengar nggakkk?"
"Denger apaaan?"
"Yaelah. Ayam prasejarah mau bertelor aja yang lu dengerin. Di teras Tweeter, viral berita dan video Pak Ganjar Pranowo tebar pesona!" Â
Iwur, Inot, Ibud, Gun Gun, dan Ardni segera melotot ke Haut.
"Ih, amit-amit. Pandangan kalian pada seksi" Kata Haut menundukkan kepala.
"Eh, emangnya Pak Ganjar ngapain ke Klaten?" Tanya Gun Gun.
"Mendampingi Pak Jokowi meninjau pelaksanaan vaksinasi dari pintu ke pintu (door to door) di Dukuh Ngledok, Desa Segaran, Kecamatan Delanggu, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah" Haut kembali menjawab sambil melirik yang lain.
"Weeeeh, lengkap. Ini baru namanya murid Engkong!" Inot langsung berseloroh.
Derai tawa menggema. Seperti ada pesta di pos ronda. Satu-satunya tempat bercengkerama yang paling indah di dunia. Di hati warga Gang Sapi.
***
Jijay muncul dari arah ujung gang. Langkahnya terseok seperti anak sapi kelaparan.
"Ada kopi?" Tanya Jijay. Singkat seperti biasanya.
"Nih!" Inot menyodorkan teko isi kopi hitam. Teko keramik antik bergambar danau Xi Hua dan Yu Garden. Â Â
Jijay segera menuangkan kopi hitam ke gelas "persatuan", setelah lebih dulu membersihkannya di kran sebelah kiri pos ronda. Maklumlah, yang namanya pos ronda ya hanya ada satu teko dan satu gelas.
"Makasih"
"Kok tumben kelihatan loyo, Jay?" Tanya Ibud.
"Habis bantuin Engkong"
"Bantu apaan?"
"Ngurut sapi"
"Kapan?"
"Semalam"
"Emangnya, sapinya kenapa?"
"Sakit"
"Sakit apaan, Jay?"
Jijay tidak menjawab pertanyaan Ibud. Begitupun Ibud tidak memperpanjangkan tanya-menanya. Hanya melirik pada yang lain. Seakan paham apa dan mengapa sapi Engkong sampai sakit. Dan, tertawapun tambah menggema.Â
***
"Kembali ke topik Pak Ganjar tebar pesona" Pinta Haut.
"Topik siapa? Kok kenal Pak Ganjar segala?" Tanya Jijay memotong agak panjang.
"Yaelah Jayyy... Topik itu tema, bukan nama orang. Mo nanya lagi apaan itu tema, hah? Buka itu KBBI. Tahukan, KBBI?" Ardni sewot menimpali.
Jijay menunduk dan garuk-garuk kepala. Lalu nyengir unta.
"Seperti apa gaya Pak Ganjar tebar pesona kali ini, ya?" Tanya Inot.
"Iya. Bikin penasaran!" Timpal Ibud.
"Lalu, bagaimana reaksi Pak Jokowi?" Tanya Gun Gun.
"Aku penasaran" Singkat Ardni bereaksi.
"Aku juga!" Jijay tak mau kalah dan mengalah.
"Daripada semakin ramai mengundang kedatangan Engkong. Nih, aku kasih video-nya di bawah ini. Lihat sepuasnya, ya!"
Serempak warga Gang Sapi yang ada di pos ronda menyemuti smartphone Haut. Dan gelak tawapun kembali menggema.
Sekian dan Bersambung!.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI