Mohon tunggu...
ARIF R. SALEH
ARIF R. SALEH Mohon Tunggu... Guru - SSM

Menyenangi Kata Kesepian dan Gaduh

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Memilih Pemimpin Bangsa lewat Teropong "Weton", Cocok Apa Nggak?

29 Agustus 2021   09:05 Diperbarui: 29 Agustus 2021   09:38 541
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Tumisu on pixabay.com

Memilih pemimpin bangsa dibutuhkan kejelian (ketajaman penglihatan). Mengedepankan harapan untuk hidup lebih baik bagi kepentingan bersama. Bukan kepentingan golongan. Apalagi kepentingan pribadi dan keluarga semata.

Secara kasat mata, watak atau kepribadian pemimpin bangsa bisa dilihat dari cara bicara, bersikap, dan lainnya. Tetapi, cara ini terkadang hanya tampak di permukaan.

Jikapun dianggap sangat penting, kejelian memilih calon pemimpin bangsa cobalah teropong lewat weton. Mungkin cara ini bisa dijadikan pilihan lain dalam menentukan prakiraan kecocokan watak seorang pemimpin bangsa sesuai yang diharapkan.

Ingat, watak (sifat manusia yang mempengaruhi segenap pikiran dan tingkah laku) seorang pemimpin sangat menentukan masa depan suatu bangsa.

Watak atau karakter seorang pemimpin bangsa melekat sejak lahir. Jangan sampai memilih pemimpin berkarakter pendendam, penakut, pembenci, sombong, penghina, egois, buas, dan tamak.

Pemimpin berwatak pendendam, pembenci, egois, dan buas sangat merugikan bagi orang-orang yang berseberangan dengannya. Siap-siap dilempar, ditenggelamkan, dipenjarakan, bahkan dihabisi dengan kejam.

Demikian juga pemimpin bangsa yang berwatak penakut dan tamak. Dia akan memanfaatkan orang-orang di sekitarnya sebagai umpan. Kerjanya hanya memperkaya dirinya sendiri. Saat terjepit, melarikan diri dengan membawa kabur harta karunnya yang mungkin sangat tambun.

Pemimpin berwatak penyabar, pemaaf, bijaksana, penyayang, rajin, jujur, dan ramah tentu sangat diharapkan oleh semua pihak. Disegani dan dihormati baik oleh kawan maupun lawan.

Bagi pemimpin bijaksana, jujur, rajin, dan penyabar, hidupnya diabdikan untuk mensejahterakan rakyatnya tanpa memandang golongan dan keadaan seseorang.

Mampu menempatkan permasalahan dan menemukan solusi yang memuaskan semua pihak. Membangun sesuai kemampuan dan tidak membebani rakyatnya dengan hal yang memberatkan.  Pikiran dan tenaganya disumbangkan hanya untuk bekerja demi kemajuan bersama.

Coba cari dan temukan tanggal lahir beberapa sosok pemimpin bangsa. Cocokkan weton (hari lahir seseorang dengan pasarannya) mereka dan baca watak atau kepribadiannya. Kira-kira, banyak cocoknya apa nggak?...

Zaman kemerdekaan, sosok yang lahir 6 Juni 1901, berdasarkan weton lahir pada "Kemis Pon". Watak Kemis "menakutkan". Pasaran Pon "bicaranya banyak diterima orang, jalan pikirannya sering berbeda dengan pandangan umum".

Zaman Orde Baru, sosok yang lahir 8 Juni 1921, berdasarkan weton lahir pada "Rebo Kliwon". Watak Rebo "Pendiam, pemomong dan penyabar". Pasaran Kliwon "Pandai bicara, ambisius".

Saat sekarang, sosok yang lahir 21 Juni 1961, berdasarkan weton lahir pada "Rebo Pon". Watak Rebo "Pendiam, pemomong dan penyabar". Pasaran Pon "Bicaranya banyak diterima orang, jalan pikirannya sering berbeda dengan pandangan umum".

Sekarang coba cari tanggal lahir nama yang diperkirakan calon pemimpin bangsa ke depan. Ada Senen Wage. Watak Senen "Selalu berubah, indah dan banyak mendapatkan simpati". Pasaran Wage "Menarik tetapi angkuh, setia dan penurut".

Ada juga sosok Rebo Kliwon, Kemis Pon, Kemis Wage. Ataukah sosok Jemuwah Legi, Rebo Pon turun lagi ke gelanggang pertarungan? Cari sendiri sosok-sosok pemilik weton ini dan teropong kepribadiannya.

Jangan terlalu serius. Ini hanya cocokologi. Selamat mencocokkan berdasarkan weton sosok-sosok calon pemimpin bangsa yang mungkin sudah Anda kenal. Siapa tahu ada yang sesuai dengan kata hati Anda. Jangan lupa teropong juga "wuku"nya.

Selamat menikmati Weekend. Selalu jaga kesehatan dan keselamatan bersama!.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun