Mohon tunggu...
ARIF R. SALEH
ARIF R. SALEH Mohon Tunggu... Guru - SSM

Menyenangi Kata Kesepian dan Gaduh

Selanjutnya

Tutup

Humor Pilihan

Cerpen: Engkong Ngumpet

15 Agustus 2021   21:24 Diperbarui: 15 Agustus 2021   23:02 557
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Pexels on pixabay.com

Alkisah, Engkong Fe Tie mempunyai murid. Satu-satunya yang dipunya. Jijay namanya.

Engkong dan Jijay tinggal di satu rumah. Di Gang Sapi tepatnya. Sebuah nama gang nan unik di Jakartah. Satu-satunya.

***

“Aku!” Jawab Engkong. Pendek dan tegas.

Gun Gun, Ibud, dan Haut saling pandang.

“Beneran! Engkong yang ngasih nama Gang Sapi ini?” Tanya Iwur. Tegas memastikan.

Hening. Takada sahutan. Tangan Engkong terlihat memetik buah tomat. Buah ranum memerah di pot samping poskamling.

Semua mata awas. Tangan-tangan yang semula melipat di dada, refleks membentuk sikap kuda-kuda. Tangkisan sebisanya.

“Siapa lagi yang mo nanyak!”

Nada suara Engkong bukan lagi menanya. Ada penekanan tanda seru yang tampak sangat jelas. Sejenis ultimatum.

Berhubung dan menimbang keheningan semakin membatu, Engkong mengunyah tomat.

***

Menikmati Weekend di pagi hari ngumpul di poskamling memang mengasyikkan. Apalagi di lapangan sebelah barat poskamling, ada senam ibuk-ibuk. Wih, tambah asyik.

Jam menunjukkan pukul sembilan pagi. Sinar matahari mulai terasa lebih menyengat. Serupa sengatan lebah yang pegal hati.

Sekonyong-konyong, Jijay datang. Menghempaskan sepeda bututnya dan segera menghadap sang suhu. Engkong.

“Ada yang nyari Engkong” Bisik Jijay mesra ke telinga Engkong.

Engkong tidak menjawab. Serta merta menarik tangan Jijay menjauh dari poskamling.

“Seorang perempuan?” Tanya Engkong di sepi pinggir Gang Sapi.

“Ya”

“Rambut lurus sebahu?”

“Ya”

“Pakai kacamata?”

“Ya”

“Bawa mobil hitam?”

“Ya”

Wajah Engkong memucat. Seakan terkuras darah segarnya.

“Jay”

“Ya” Jawab Jijay pendek serupa Engkong guru spiritualnya.

“Bilang aja, Engkong isoman”

“Ya”

“Paham, Jay!” Engkong memastikan.

“Ya!”

Engkong bergegas menghilang ke ujung Gang Sapi.

***

“Permisi, Bapak-bapak”

“Ya, Mbak” Jawab Gun Gun, Ibud, Haut, dan Iwur. Serempak.

“Mau tanya. Rumah Engkong Fe Tie, yang mana ya?”

Semua diam dan saling pandang. Hening lagi, takada yang menjawab.

“Rumah Engkong Fe Tie yang mana Babang-babang tamfan?”

“Paling ujung sono, Mbak” Jawab Gun Gun agak gugup.

“Ho’oh” Ibud dan Haut menguatkan. Sedang Iwur terpesonah.

“Terima kasih, Babang”

Tubuh lollipop bergerak menghadap arah mobil. Memberi kode. Dari dalam mobil ke luar dua laki-laki tegap.

“Ikuti aku!”

***

Tiga orang asing bergerak ke ujung Gang Sapi. Jijay membuntuti mereka, sesaat setelah berpapasan.

“Betul ini rumah Engkong?” Tanya wanita bertubuh lollipop kepada Jijay yang tiba tiba-tiba ada di sampingnya.

“Betul”

“Engkong ada?”

“Isoman”

Kening wanita cantik berkerut. Lantas tersenyum,”Banyak akal. Mo ditagih pinjol selalu berkelit!”.

***

“Kalian geledah ke dalam. Aku yang tanggung jawab!” Perintah si wanita. Tegas.

Kedua laki-laki sigap bergerak ke dalam rumah Engkong. Sedangkan Jijay, hanya melongo.

“Tidak ada orang” Lapor salah satu lelaki tegap.

“Sudah kuduga. Geledah kandang sapi itu!”

Dikuntit Jijay, ketiga orang asing menuju kandang. Sepi. Hanya terdengar suara kucuran deras air kencing dari satu-satunya sapi jantan yang ada di kandang.

“Sialan” Pekik Engkong tertahan, sambil mengintip dalam posisi nungging.

Si wanita menoleh ke Jijay,”Tempat Engkong ngumpet di mana?”

“Atasnya!”

Tiba-tiba meledak suara dari atas kandang.

“Ya ampunnn, ada tempat ngumpet di atas kandang tibaknya. Kirain cuman awan doank yang di atas sono” Kesan si wanita.

Hening. Hanya suara kentut terdengar dari atas kandang. Cukup keras!...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun