Mohon tunggu...
ARIF R. SALEH
ARIF R. SALEH Mohon Tunggu... Guru - SSM

Menyenangi Kata Kesepian dan Gaduh

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Desain Joyfull Learning dalam Pembelajaran Online

29 Juli 2021   01:21 Diperbarui: 29 Juli 2021   01:25 458
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Markus Trier on pixabay.com

Guru dan Kebiasaan Baru

Hadirnya varian baru Virus Corona yang menyebar begitu masif menyebabkan PTM Terbatas belum dapat dilaksanakan di zona merah dan oranye.

Guru masih harus bekerja dari rumah (Work form Home) dan murid belajar dari rumah (Study from Home). Pembelajaran daring dan luring kembali menjadi pilihan Pembelajaran Jarak Jauh.

Kendala dan tantangan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) kembali mengemuka. Menjadi diskursus yang tak pernah usai.

Apakah guru menyerah pada keadaan? Tidak. Sekali lagi, tidak akan pernah menyerah. Berusaha dan terus berusaha menjadi pelayan terbaik bagi masa depan anak-anak bangsa.   

Tantangan yang harus dijalani guru adalah peluang untuk "berubah". Mengapa? Karena dengan "kebiasaan baru" dan "keadaan darurat" guru betul-betul dituntut melek dan memanfaatkan Information technology (IT) dalam pembelajaran.

Hakikat Bekerja dari Rumah (Work from Home) dan Kompetensi IT Guru

Sebelum pandemi virus corona masif menyebar, kemampuan guru dalam penguasaan IT begitu rendah. Hanya segelintir guru yang mau dan mampu memanfaatkan IT untuk merancang, melaksanakan, menilai, dan melakukan tindak lanjut proses pembelajaran.

Guru paham betul kondisi ini. Meskipun tidak harus dipukul rata.

Dengan Work From Home, guru mulai menyesuaikan keadaan. Ketersediaan sarana IT yang dapat mendukung PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh) khususnya pembelajaran berbasis internet menjadi tuntutan yang harus direalisasikan.

Guru mulai bergerak cepat di awal pandemi untuk menyesuaikan keadaan. Menyisihkan sebagian penghasilan untuk melengkapi sarana IT yang dimiliki.

Merancang dan Memanfaatkan IT, Mewujudkan Joyfull Learning

Hamid Muhammad (Plt. PAUD Dikdasmen Kemendikbud) dalam artikel di Kompas.com (16 Juni 2020) menegaskan bahwa PJJ tak sama dengan pembelajaran dalam jaringan (daring).

PJJ dibagi menjadi dua jenis yaitu pembelajaran luar jaringan (luring) dan pembelajaran daring. Pembelajaran daring menggunakan model interaktif berbasis internet seperti video teleconference dan Learning Manajemen System (LMS). 

Contoh LMS  seperti Rumah Belajar,  Ruang Guru dan Quipper. Penerapan luring melalui peminjaman buku pegangan siswa, termasuk mengakses lewat televisi dan radio.

Ketersediaan berbagai konten edukasi mulai mendorong guru untuk tidak terlalu jauh ketinggalan zaman. Dengan work from home, rumah guru dijadikan semacam laboratorium digital.

Di rumah, guru melengkapi sarana IT dengan belanja laptop/PC, modem, webcam, hingga microphone. Sebagian besar guru sudah mempunyai perangkat laptop/PC yang cukup lengkap. Sehingga bisa mendesain pembelajaran yang joyfull learning. 

Webinar, webimtek, workshop online dan sejenisnya sering diikuti para guru untuk menambah wawasan dan mengasah kemampuan IT.

Tutorial merancang media hingga penilaian yang banyak tersedia di Youtube, Website, maupun Blog yang sekiranya sesuai dengan rancangan dan dapat diaplikasikan mulai diduplikasi.

Modul pembelajaran memanfaatkan aplikasi ISpring, presentasi (Google Slide), dan penilaian (Google Form) adalah sedikit contoh pemanfaatan IT yang mulai guru rancang sendiri secara kreatif dan menarik.

Ada kelebihan merancang sendiri konten pembelajaran. Dengan merancang sendiri, guru dapat berimprovisasi menautkan materi, gambar, animasi, karakter melalui konten aplikasi sesuai kebutuhan dan tampilan yang interaktif.

Modul pembelajaran memanfaatkan ISpring bukan sekedar menyajikan materi yang kaku. Materi dari berbagai sumber (Buku dari Kemendikbud sebagai rujukan utama), gambar, dan karakter bisa dengan mudah dimainkan dengan ISpring.

Siswa diajak lebih dalam menganalisis dan menjawab permasalahan dari berbagai sudut pandang dan rujukan ilmiah. Sehingga joyfull learning sangat bisa dihadirkan dengan memanfaatkan IT.

Penilaian dari aplikasi Google Form juga tak kalah menarik dan menantang. Guru dapat merancang dan melaksanakan penilaian bentuk pilihan ganda (multiple choice), benar-salah (True -False) dan pilihan lainnya secara interaktif.

Guru dapat menguji ketelitian dan kemampuan analisis siswa dengan membandingkan kondisi fisik suatu wilayah dan lainnya. Gambar bisa disisipkan lewat tools unggah file folder, kamera, alamat url, dokumen foto, google drive, maupun penelusuran gambar di mesin pencari google.

Google Form secara otomatis mengoreksi hasil penilaian. Lewat spreadsheet yang bisa diunduh, guru dapat melakukan analisis dan tindak lanjut tanpa ribet lagi.

Kendala dan Solusi 

Sebetulnya, banyak guru yang ingin lebih memanfaatkan pembelajaran berbasis video dan animasi dalam pembelajaran berbasis internet maupun blended learning nantinya.

Namun, karena keterbatasan daya beli kuota dan kekuatan sinyal internet di lingkungan siswa, video dan animasi hanya dijadikan materi alternatif.

Semoga dengan program "Bantuan Data Internet Unlimited" dan "Bantuan Gawai" dari pemerintah, keterbatasan secara bertahap dapat dikikis.

Harapannya, guru dan siswa lebih mampu berkolaborasi, berimprovisasi, dan berinovasi memanfaatkan IT dalam mewujudkan joyfull learning. 

Semoga.

Referensi: 1, 2, 3

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun