Pertama, perhatikan kondisi sekitar (Danger).Â
Saat melihat korban yang tidak sadarkan diri seperti korban serangan jantung, tersambar petir, atau korban kecelakaan, penting melihat kondisi sekitar untuk memastikan keamanan dalam menolong korban. Amankan korban dari kemungkinan membahayakan susulan seperti terkena arus listrik dan lainnya.
Kedua, Cek respons (Response).
Cek respons atau kesadaran dilakukan saat penolong memastikan bahwa kondisi sekitar aman. Penilaian tingkat kesadaran korban dapat dilakukan dalam empat tahap, antara lain: Â cek apakah korban sadar? Apakah korban merespons dengan panggilan suara? Apakah korban merespon apabila ada pemberian rasa sakit, seperti ditepuk pundaknya.
Jika tidak memberikan respons, mintalah seseorang untuk menghubungi ambulans, mengambil P3k dan Defibrilator Eksternal Otomatis (AED), jika ada. Selain itu, cek apakah korban bernapas atau tidak. Jika tidak, korban baru bisa mendapatkan penanganan CPR. Pengecekan napas bisa dilakukan dengan melihat pergerakan dada.
Ketiga, Kompresi dada (Compression).
CPR adalah kombinasi tindakan kompresi dada dan bantuan napas. Ketika jantung tidak bisa berdetak, kompresi dada diperlukan untuk sirkulasi darah yang membawa oksigen. Agar kompresi dada efektif, korban harus dalam posisi terlentang pada permukaan rata dan keras.
Langkah melakukan kompresi dada dewasa yaitu dengan memberikan penekanan pada dada sebanyak 30 kali penekanan dengan kedalaman 5 sampai 6 cm. Lokasi penekanan berada pada pertengahan dada yaitu di bawah tulang sternum.
Keempat, Jalan napas (Airway).
Setelah memberikan 30 kali kompresi dada, buka jalan napas dengan menggunakan cara meletakkan satu tangan di dahi korban dan tengadahkan kepala korban.