Ada mata bening tak lagi memantik lengkung kening. Menatap senja dan menunggu sepotong panggilan kehidupan yang mulai ditinggalkan. Dia berlari dan masih sedia memberi sapaan di telinga,"Ijinkan kubawa senja hingga menemui seperempat malam". Pintupun terbuka sebagai tanda, ada asa laksana adiratna.
Mata pena kembali membawa sepucuk asa di meja aksara, menata kebijakan sebelum senja tertidur di pangkuan malam bulat sempurna. Memutar seperempat arah jarum jam, menikmati alunan centil sang biduan impian. Senjapun lelap dalam kedamaian. Menemui malaikat-malaikat yang kembali bersiap mencatat amal perbuatan.
Malam hening dalam timbangan perjalanan kehidupan.
Seperempat malam kembali menghadirkan alunan centil sang biduan impian. Hati menyerupa puspa bermekaran. Menutup keraguan. Sajadahpun terhampar di sujud syukur tanpa kebimbangan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H